RAKYATKU.COM, SINJAI - Rosmiati dan suaminya Adnan warga Desa Samaturue Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai hidup seadanya. Dengan tujuh anak-anaknya yang sibuk bermain dan belajar tiap hari, ia berteduh di sebuah gubuk berukuran 3X5 meter yang juga menjadi rumahnya.
Rumahnya itu dibuat dari kayu sederhana berukuran 15 meter persegi, beralaskan papan dan beratapkan daun jerami. Luas kamar utama hanya 3x2 meter, sementara kamar anaknya 1x3 meter. Tanah yang dipijaki rumahnya pun sebenarnya bukan tanahnya, melainkan tanah milik orang lain yang saat ini ada di Malaysia.
"Beginimi kodong keadaanku, tinggal dirumah kecil, tapi ini juga bukan tanahku tapi tanahnya orang lain yang saya pinjam. Jadi kalau adami orangnya dari Malaysia, pindahma lagi dikebunnya orang buat rumah," ungkap Rosmi.
Pasangan Rosmi dan Adnan pun bekerja serabutan; jadi buruh kebun durian, pisang, cengkeh dan lainnya milik keluarga atau tetangganya.
Tujuh anak-anaknya memang tinggal di rumahnya, tapi sebenarnya anak Rosmi ada 13. Dua di antaranya telah berkeluarga dan meninggalkan rumah Rosmi, tiga lainnya dititipkan kepada keluarga lalu belakangan menjadi anak angkat keluarganya sendiri.
Rosmi dan Adnan harus membanting tulangnya menghidupi tujuh anaknya. Belum pendidikannya, makannya, dan lainnya. Sekadar diketahui, dua di antaranya anaknya di rumah, menempuh pendidikan di SD 132 Hombes dan lima lainnya harus menganggur karena itu tadi, kondisi ekonomi.
Kadang kala, keluarga Rosmi mengandali belas kasihan orang lain, sebab bagaimana tidak, dia dan suaminya tidak memiliki harta, kebun atau sawah untuk dikelola. Untuk urusan listrikpun harus mengandalkan pihak keluarga yang ada di sekitarnya dengan mengunakan dua bola lampu kecil berpenerangan rendah.
"Ya.. kadang kita dikasih Rp100 ribu, tapi kalau kayak tahun lalu kan musim kemarau, jadi kita kasihan sedikitji didapat, palingan juga buat kebutuhan sehari-hari," ungkapnya dengan muka kusut.
Rossi yang disapa Esse ini juga mengatakan jika untuk persoalan air minum dan mencuci dia harus mengambilnya di sungai belakang rumahnya, jaraknya 100 meter melewati jalan yang curam.
Penulis pun lantas bertanya soal soal banyaknya anak dari Esse. Ia lantas menjawab, kalau saat ini, dirinya sudah menjalani operasi tutup kandungan. Itupun atas saran.
"Saya menikah sejak umur 14 tahun, mungkin itumi nabanyak anakku, mungkin karena Allah tidak memnitipkan harta lainnya makanya Allah menitip buah hati yang banyak, itu harta paling berharga," tukas wanita berumur 48 ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar