Rabu, 18 Mei 2016

Kisah Seladi, Polisi Asal Malang Yang Merangkap Jadi Pemulung

Rabu, 18 Mei 2016 16:18

Kapanlagi.com - Ikhlas dan berdedikasi dalam pekerjaan mungkin menjadi dua hal yang sulit dicari dalam kehidupan yang serba kapitalis ini. Namun bukan berarti sosok-sosok pahlawan berjiwa besar itu tak ada. Untuk itulah kamu harus kenalan dengan Bripka Seladi, polisi berusia 57 tahun asal Malang yang luar biasa ini.

Bertugas di Satuan Lalu Lintas Polres kota Malang, pak Seladi berkantor di Satpas Polresta Malang bagian pelayanan SIM. Apa yang membuat Seladi berbeda dengan polisi lain? Tak lain karena dia berangkat kerja dengan sepeda onthel warna putih dan memiliki pekerjaan lain sebagai pemulung demi mendapat penghasilan tambahan.

Dengan sepeda onthel, pak Seladi berangkat kerja © Merdeka/Darmadi SasongkoDengan sepeda onthel, pak Seladi berangkat kerja © Merdeka/Darmadi Sasongko

Yap, setiap kali usai pulang kantor pukul 16.00 WIB, Seladi langsung menuju tempat pengumpulan sampah di kawasan Klojen. Jauh dari kesan mewah anggota kepolisian, Seladi memilah sampah bersama dua orang rekannya dengan salah satunya adalah Rizaldy Wicaksono, pemuda berusia 23 tahun yang juga anak kedua Seladi. Rizaldy sendiri baru saja lulus dari jurusan Teknik Informatika di Universitas Negeri Malang (UM).

"Saya berangkat pukul lima pagi dari rumah naik sepeda onthel putih. Jarak rumah saya ke Mapolresta Malang ada lima kilometer. Sebelum ditugaskan di lokasi jaga, kami ada apel rutin pukul enam pagi," cerita Seladi. Ada sekitar 1,5 jam polisi hebat ini mengatur lalu lintas, seperti dilansir Merdeka.

Kalau ini pak Seladi saat menjadi pemulung © Merdeka/Darmadi SasongkoKalau ini pak Seladi saat menjadi pemulung © Merdeka/Darmadi Sasongko

Beberapa pengguna jalan bahkan begitu akrab dengan Seladi sampai menyapa atau melambaikan tangan pada dirinya. Jika biasanya polisi tinggal di rumah mewah, maka Seladi sangatlah sederhana. Dia tinggal di rumah milik sang mertua di kawasan Gadang bersama istri, Ngatiani, tiga orang anak dan mertuanya.

Bicara soal pekerjaan sampingannya sebagai pemulung, rupanya sudah dilakukan sejak tahun 2006. Hanya saja dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Seladi tidak berkeliling mencari sampah dan hanya memisahkan sampah di sebuah rumah. "Saya kerja apa saja mau. Intinya saya cari yang barokah. Kalau orang lain menilai buruk, saya tidak tanggapi," tutup pak Seladi. (mdk/aia)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search