Metrotvnews.com, Jakarta: Nabawi telah tegak berdiri. Masjid kedua yang dibangun Rasulullah Muhammad SAW setelah Masjid Quba, yakni masjid yang didirikan saat menempuh perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah.
Menurut Nabi, Nabawi dibangun di atas satu pondasi, yakni semangat membentuk masyarakat madani.
"Populerkan salam, berilah sedekah, pereratlah persaudaraan, dan lakukanlah salat malam di saat yang lain tertidur, maka sungguh kalian akan masuk surga dengan selamat," sabda Nabi, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
Nabawi dibangun dengan arsitektur sederhana. Dengan tembok yang hanya setinggi laki-laki dewasa berdiri, disertai atap dari pelepah kurma yang batangnya digunakan sebagai pilar penyangga. Juga tak begitu luas, hanya berukuran sekira 50 meter persegi saja.
Di balik kesederhanaannya, Nabawi merupakan simbol kebanggaan para pengikut Nabi. Namun di sisi lain, masih ada yang mengganjal di hati para sahabat, mereka masih berpikir ihwal benda apakah yang patut digunakan sebagai penanda agar orang-orang lekas berkumpul di saat waktu salat tiba.
Dua orang sahabat mendatangi Umar bin Khattab. Dia menawarkan untuk mengibarkan bendera tinggi-tinggi di atas masjid, sementara yang satu orang lagi memberikan ide dengan menyalakan api di tempat yang tinggi. Umar menolak, ia menganggap keduanya menyerupai tanda yang telah digunakan agama-agama sebelumnya.
Selanjutnya, Umar hampir menyetujui ketika seorang sahabat mengidekan penandaan waktu salat dengan menggunakan lonceng. Namun pada malam harinya, Umar bermimpi bertemu lelaki misterius dan menentang saran tersebut.
Ternyata Umar tidak sendirian, Abdullah ibn Zaid al-Anshari mengaku mengalami mimpi serupa. Bedanya, lelaki misterius yang ditemui itu membawa lonceng dan membuat tertarik Abdullah untuk membelinya.
"Hai hamba Allah, maukah kau menjual lonceng itu kepadaku?," tanya Abdullah.
"Akan kau gunakan untuk apa lonceng ini?," jawabnya berbalik.
"Akan aku gunakan sebagai tanda masuknya waktu salat," kata Abdullah.
"Maukah kau kutunjukan cara yang lebih baik dan indah?, serukanlah 'Allahu Akbar' (masing-masing dua kali), aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, aku bersaksi Muhammad adalah utusan Alah, marilah salat, marilah menuju kemenangan, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah," kata lelaki itu.
Setelah terbangun, Abdullah segera melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW. Legalah hati Abdullah, sebab setelah saksama menyimak cerita, Nabi berkata "itu adalah mimpi yang benar".
Di kalangan para pengikut Nabi, terdapat Bilal bin Rabah, lelaki berkulit hitam dengan suara paling emas. Ia lantas dipilih dan diajarinya lafaz azan oleh Abdullah. Setelah pandai, umat Islam berada di puncak bahagia, waktu salat selalu ditandai dengan suara lantang Bilal yang menggema di langit Madinah.
Sumber: Suruj al-Zalam
(SBH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar