WARTA KOTA, PALMERAH -- Sigit Paryono (46), petani dan pengusaha budidaya ikan segar sukses di Sleman, menyatakan, dia memang awalnya petani yang susah, tapi kemudian memadukan usaha tani dengan budidaya ikan segar, yang meningkatkan penghasilannya menjadi berlipat-lipat.
Sigit sudah 19 tahun menikah.
Dikaruniai dua anak, dia bertani sejak 17 tahun yang lalu.
"Saya tidak punya keahlian lain, hanya bertani, punya tanah dari orangtua," katanya dikutip Warta Kota di Jakarta, Minggu (26/6/2016).
Keberhasilan dia mengembangkan konsep cocok tanam dipadukan dengan ternak ikan mendunia dan telah menjadi inspirasi bagi berbagai kalangan masyarakat, khususnya di Indonesia.
"Saya punya sawah sekitar 5.000 m2," katanya.
Hasil bertani hanya cukup untuk keperluan makan, tapi untuk keperluan lain termasuk menyekolahkan anaknya, tidak cukup.
Dia menekuni pertanian ini sejak lulus SMA atau 17 tahun yang lalu.
Kisah sukses itu terjadi setelah adanya program Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).
"Saya berpikir untuk menambah penghasilan," katanya.
Pucuk dicinta, ulam tiba.
Sekitar tahun 2013, Sigit mulai mendapatkan titik cerah dengan mendapatkan bimbingan dari Dinas Perikanan.
"Setelah bekerjasama dengan FAO, kami merasakan peningkatan dari perikanan," kata Muhammad Irfan, petugas Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Budidaya ikan di sawah sangat menguntungkan, ikan tumbuh sehat, padi pun menjadi lebih berkualitas.
Dengan modal Rp 1,5 juta, dia bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan ikan sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.
Selain itu, Sigit Paryono merasa sangat senang karena dia juga bisa menggaji sejumlah orang rekannya yang bekerja bersama dirinya.
Mereka bisa meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan, selain bisa memenuhi kebutuhan lauk pauk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar