HONGKONG, KOMPAS.com - "Allahu Akbar. Allahu Akbar," ucap muadzin Masjid Kowloon, Hongkong mengumandangkan azan lewat pengeras suara dan menggema di dalam masjid. Jam menunjukkan Imsak pada pukul 04.14 waktu setempat.
Umat Islam di sekitar Kowloon terlihat terus berdatangan memasuki masjid. Mereka langsung memasuki ruang wudhu untuk menyucikan diri sebelum melakukan shalat Subuh.
Jauh di negeri seberang, azan berhasil membuat saya rindu. Ya, di Indonesia, sudah lazim lantunan azan terdengar yang segala sudut-sudut kota maupun desa.
Tak ada warung-warung nasi rames di persimpangan jalan yang biasa ditemui di wilayah Indonesia. Jika mau menemukan warung khas Indonesia di Hongkong, ada beberapa warung makan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hongkong Mainland.
Ini adalah pengalaman pertama saya berpuasa di luar negeri. Rabu (15/6/2016) lalu, maghrib di Kota Hongkong jatuh pada pukul 18.10 waktu setempat atau satu jam lebih lambat dari waktu Indonesia bagian barat.
Saat waktu berbuka puasa, tak ada azan maghrib yang terlontar dari pengeras suara selain dari aplikasi Muslim Pro yang saya pasang di telepon genggam. Bahkan sebelum waktu maghrib datang, orang-orang lain telah asyik menyantap makanan dan minuman.
"Bulan puasa nanti malam tarawehnya akan ramai. Bisa lebih dari 400 orang di dalam masjid," ungkap seorang Muslim lainnya usai ibadah shalat subuh.
Dikutip dari website Dompet Dhuafa Hongkong, saat ini diperkirakan jumlah kaum Muslim di Hongkong mencapai 250.000 jiwa dan menjadi komunitas yang tercepat berkembang. Perkembangan Islam di Hongkong dipengaruhi buruh migran Indonesia (BMI) atau perantau Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.
Pada akhir tahun 2008, tercatat ada 123.000 BMI dan saat ini diperkirakan jumlah perantau Indonesia (TKW) mencapai 130.000 orang, umumnya menjadi "domestic helper" atau pembantu rumah tangga.
Kebanyakan Muslim Hongkong/China dari suku Han, diikuti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Timur Tengah, dan negara-negara Afrika. Empat masjid utama digunakan bagi shalat setiap hari di Hongkong dan satu di Semenanjung Kowloon.
Subuh pagi, umat Muslim di Hongkong beribadah salat berderet hingga enam baris. Saya memperkirakan ada sekitar 200 orang yang beribadah di Masjid Kowloon.
Masjid Kowloon sendiri termasuk masjid besar di Hongkong yang mampu mengakomodasi 3.500 orang. Masjid Kowloon memiliki dua Madrasah untuk anak laki-laki dan perempuan dalam ruang kelas yang dapat menampung 200 murid di setiap kelas.
Perlahan fajar mulai muncul menerangi langit yang gelap. Satu persatu umat Muslim di Hongkong keluar dari masjid dan berpencar ke segala arah. Kamis (16/6/2016) adalah hari kedua saya berpuasa di Hongkong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar