BANGKAPOS.COM-Berpuasa di Dubai tidak menjadi masalah bagi Feby Gusti Fatoni, pramugari kelahiran Pangkalpinang, 9 Februari 1991. Negara berpenduduk mayoritas muslim itu punya tradisi Ramadan seperti di Tanah Air. Semarak Ramadan pun sangat terasa karena Mall yang biasanya tutup jam 23.00 buka hingga jam 03.00.
Feby Gusti Fatoni sudah dua tahun menetap di Dubai. Berprofesi sebagai pramugari, perempuan kelahiran Pangkalpinang, 9 Februari 1991 itu berusaha tetap puasa. Sesekali dia terpaksa meninggalkan ibadah di bulan Ramadan itu karena aktivitas pekerjaannya.
"Aku nggak puasa kalau lagi terbang ke Eropa atau Amerika. Sebab waktu bukanya lebih lama. Misalnya berangkat ke Amerika pagi, sampai sana pagi lagi. Jadi hitungannya lebih dari 24 jam puasanya," kata Feby saat dihubungi Bangka Pos melalui Line, Jumat (24/6).
"Tapi kalau terbang ke Asia, aku puasa terus. Puasa di Dubai nggak masalah, hanya 15 jam beda satu jam sama Indonesia," lanjutnya.
Ramadan di Dubai hampir sama dengan Ramadan di Indonesia. Negara berpenduduk mayoritas muslim itu juga punya tradisi festival Ramadan. Bahkan, mall atau pusat perbelanjaan yang biasanya tutup jam 23.00, saat Ramadan baru tutup jam 03.00.
"Di sini tiap tahun ada festival Ramadan karena inikan big celebration (perayaan besar) buat mereka," kata Feby yang sudah dua tahun bekerja sebagai pramugari di maskapai Emirates.
Meski begitu Feby mengaku lebih nyaman berpuasa di Bangka. Selama di Dubai, dia lebih sering tidak sahur. Selain itu Feby juga merindukan makanan dan suasana Ramadan di kampung halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar