Kamis, 23 Juni 2016

Tak Dibayar, Ini Kisah Relawan Teman Ahok

Kamis, 23 Juni 2016 | 18:56 WIB

Tak Dibayar, Ini Kisah Relawan Teman Ahok

Yuda Agung, 43 tahun, warga Jalan Cililitan Besar, Jakarta Timur menjadi relawan Teman Ahok tanpa dibayar dan rela mengeluarkan uang pribadinya untuk menyalin KTP, 23 Juni 2016. Tempo/Avit Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Yuda Agung, 43 tahun, seorang relawan Teman Ahok jauh dari ingar bingar kabar yang menyebut ada manipulasi dalam pengumpulan KTP. Warga Cililitan Besar Nomor 18 Kelurahan Kramat Jati Jakarta Timur itu tetap mengumpulkan salinan KTP di depan toko kelontongnya.

Yuda menjadi relawan pengumpul salinan KTP rela tak dibayar dan bahkan justru mengeluarkan uang dari koceknya sendiri. Semua itu ia lakukan agar Gubernur Basuki dapat kembali memimpin Jakarta pada 2017 mendatang. Dia ingin mendukung Gubernur Ahok melenggang melalui jalur independen. "Karena itu kami buat posko pengumpulan KTP," kata dia saat ditemui pada Kamis, 23 Juni 2016.

Dia mendirikan posko relawan itu sejak tiga bulan lalu. Awalnya Yuda diajak oleh seorang guru sekolah dasar yang juga relawan Teman Ahok bernama Adi Ari, 55 tahun. Adi kemudian berinisiatif untuk membuat posko sederhana di depan toko kelontong milik Yudi.

Yudi bersedia menjadi relawan Teman Ahok karena melihat sepak terjang Basuki sebagai gubernur yang bersih dan tegas. Kata dia, Basuki juga berani untuk ambil risiko keluar dari partai politik. Yang membuat ia semakin terkesan adalah saat Ahok memilih maju melalui jalur independen.

Selama menjadi relawan Teman Ahok dia dan Adi telah mendapatkan sedikitnya tiga ribu salinan KTP warga Kramat Jati, Jakarta Timur. Salinan dukungan itu kemudian ia serahkan ke Teman Ahok untuk melengkapi dukungan yang mencapai sejuta KTP.

Yudi juga tak pernah tahu dengan adanya isu gaji senilai Rp 500 ribu per pekan seperti yang diungkapkan oleh mantan relawan Teman Ahok, Paulus Romindo dan keempat temannya. Dia kaget dengan pemberitaan adanya isu salinan KTP palsu dan adanya gaji. "Kalau ada (gaji) saya juga ingin," ujar dia.

Namun sebagai relawan, Yudi iklhas untuk tidak mendapat imbalan apapun. Dia hanya ingin Ahok maju secara independen. Karena dia telah ragu dengan kemampuan partai politik untuk menciptakan tokoh yang progresif. Bahkan semenjak reformasi, Yudi tak lagi pernah memilih.

Sebelumnya, Paulus cs mengaku sebagai mantan relawan Teman Ahok. Dia mengatakan ditarget untuk mengumpulkan 140 KTP per pekan. Imbalannya adalah uang senilai Rp 500 ribu. Untuk mendapatkan jumlah itu, Paulus mengaku memanipulasi salinan dukungan KTP.

Tapi isu ini ditepis oleh pendiri Teman Ahok, Singgih Widiyastono saat konferensi pers pada Rabu, 22 Juni lalu. Dia menduga ada ormas tertentu yang membekingi  Paulus.

AVIT HIDAYAT

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search