Pasca lebaran, pertarungan menuju kursi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 semakin seru. Berbagai komentar, polemik, dan klaim dengan mengatasnamakan hasil survei ramai bermunculan ke publik. Suasana sudah mirip pada pertarungan pilkada lima tahun silam atau pada Pemilu Presiden 2014.
Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyatakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok janganterlalu ke-pedhe-an atau jumawa bila saat ini masih diunggulkan karena menurut survei dianggap belum ada saingan. Apalagi, lanjut dia selama ini sudah ada pelajaran pahit bahwa semua pihak harus berhati-hati ketika membaca hasil survei. Pelajaran di Pilkada DKI lima tahun silam menyatakan pihak yang selalu unggul dalam survei belum tentu menang pada akhir pertarungan pemilihan gubernur.
''Apalagi saya yakin PDI Perjuangan tidak akan mengusung atau mendukung pejabat gunberur incumbent, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dalam pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang. Inilah tantangan besar dari Pak Ahok,'' kata Siti Zuhro, di Jakarta (22/7).
Menurut dia, banyak alasan yang secara logika tidak bisa diterima jika PDI Perjuangan mengusung Ahok.
"Secara logika tidak mungkin PDI Perjuangan akan mengusung Ahok. Banyak hal yang akan dipertimbangkan PDI Perjuangan untuk tidak memilih petahana itu meski dikatakan Ahok adalah calon kuat saat ini," ujar Siti di Jakarta, Kamis (21/7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar