BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TIRANA- Mereka menjani hidup penuh derita dan seringkali kehilangan kesempatan bersekolah. Selain itu mereka setiap hari dihantui ancaman pembunuhan.
Mereka adalah anak-anak Albania yang hidup di bawah bayang-bayang budaya balas dendam yang dalam bahasa setempat disebut Gjakmarrja.
Beberapa anak terpaksa hidup dalam persembunyian, didera ketakutan akan menjadi korban selanjutnya dari tradisi berdarah Albania yang hidup di kawasan pegunungan negeri itu sejak abad ke-15.
Tradisi balas dendam yang terus berlanjut itu, membuat hampir semua pria di kawasan ini sangat mahir menggunakan berbagai jenis senjata.
Anak-anak itu berbicara soal mimpi mereka pergi bersekolah ke Shkodra, sebuah kota yang berjarak 90 kilometer di sebelah utara ibu kota Tirana dan tak jauh perbatasan dengan Montenegro.
Klevis (13) bercita-cita ingin menjadi dokter, sementara sang adik, Albert (11) ingin menjadi menteri kehakiman Albania.
Lalu ada Marcel (13) yang ingin menjadi penyanyi serta Taulant (13) yang bermimpi ingin menjadi pemain sepak bola profesional.
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article from FiveFilters.org: Most Labour MPs in the UK Are Revolting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar