Perlombaan memanjat pohon pinang tak pernah absen meramaikan peringatan HUT Kemerdakaan RI. Di balik itu semua ada peran pembuatnya. Salah satunya Engkos Kosasih yang 30 tahun terakhir setia mengerjakan panjat pohon pinang.
GUGUN GUMILAR - JAWA POS
SABTU pagi (13/8) suasana lapak sayuran di Pasar Raya Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, masih ramai. Dari puluhan deretan lapak sayuran yang masih menjajakan dagangannya, hanya Engkos yang mulai merapikan dagangannya.
Padahal saat itu lapaknya masih ramai pembeli. Bukannya menolak rezeki, tapi dia sedang dikejar waktu untuk menyelesaikan 60 pohon pinang siap pakai untuk dipergunakan dalam perlombaan panjat pinang di wilayah Jakarta Utara. "Setiap tahun memang kayak gini, jelang Agustusan saya jualan sayurannya cuma dari subuh sampai pukul 07.00. Kalau bulan biasa sampai siang," kata Engkos sambil merapikan lapaknya.
Jarak pasar ke tempat penjualan pohon pinang sekitar 150 meter. Tepatnya di Jalan Manggarai Utara, Tebet, Jaksel. Di jalan itu sejak tahun 1980'an sudah terkenal sebagai tempat pembuatan pohon panjat pinang. Salah satunya Engkos yang masih bertahan menggeluti usaha musiman tersebut.
Dengan membawa golok dan gergaji, lelaki paruh baya kelahiran 60 tahun lalu itu mulai bekerja. Engkos tak pulang dulu ke rumah untuk sarapan atau ganti baju. Sebab, terlalu jauh dan memakan waktu jika dia pulang hanya sekadar ganti baju atau sarapan saja. Rumah tinggal dia di Sukabumi, Jawa Barat. Di Jakarta, ayah tiga anak ini tinggal dan tidur di lapak dagangannya di pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar