Kamis, 01 September 2016

Kisah AKBP Hastry Saat Menentukan Titik Bidik Terpidana Mati Freddy Budiman

Semarang - Kepala Subbidang Kedokteran Polisi Polda Jawa Tengah AKBP Sumy Hastry Purwanti, punya berbagai cerita di balik pelaksanaan eksekusi mati. Wanita yang menentukan titik bidik terpidana mati ini, sudah lima kali bertugas mengawal eksekusi mati.

Titik bidik adalah sasaran yang akan dituju oleh eksekutor ketika melepaskan tembakan badan terpidana. Tugas pertamanya pada eksekusi mati yaitu tahun 2008 silam dengan terpidana mati kasus terorisme Imam Samudra dan Amrozi. Hastry memang sempat gugup namun tetap tidak gentar melakukan tugasnya.

"Pertama ya merinding, mencekam, tidak membayangkan kalau sampai melihat wajah terpidana mati tepat sebelum dieksekusi, untung saja ditutupi," ujar Hastry, saat ditemui detikcom di ruang kerjanya, RS Bhayangkara, Jl Majapahit, Semarang, Jateng, Kamis (31/8/2016).

Hastry bertugas pada eksekusi mati yaitu tahun 2008, 2011, 2013, 2015 dan terakhir Juli 2016 lalu dengan terpidana kasus terorisme dan narkoba. Pada eksekusi terakhir, ia mulai mengajak dokter-dokter lainnya untuk berbagi pengalaman serta ilmu dan ia juga tidak lagi sebagai satu-satunya wanita yang mengemban tugas di sana.

"Ya baru yang kemarin itu ada yang bantu dari dokter-dokter lain," ujar wanita kelahiran 23 Agustus 1970 tersebut.

Dari pengalamannya bertugas di eksekusi mati, memang yang terberat yaitu pada eksekusi terakhir dengan empat terpidana termasuk Freddy Budiman. Faktornya yaitu cuaca, karena hujan lebat dan angin kencang sempat melanda di Nusakambangan.

"Paling berat itu memang yang kemarin, hujan badai seperti itu. Tapi paginya saya melihat pelangi yang cantik," pungkasnya.

(alg/rvk)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search