Beberapa tahun belakangan ini, kisah tentang koboi sudah jarang diproduksi oleh industri perfilman Hollywood. Karakter koboi sepertinya dianggap terlalu kuno dan tidak menarik lagi. Sulit untuk menjadikan film koboi sebagai box office.
Kisah koboi juga memiliki segmentasi penonton sempit. Penonton Amerika Serikat menyukai kisahnya karena berhubungan dengan sejarah mereka. Namun, penonton dari negara lain seperti Indonesia belum tentu merasakan keterikatan dan ketertarikan yang sama seperti mereka.
Persepsi-persepsi tersebut coba dipatahkan oleh sutradara Antoine Fuqua. Di tahun 2016 ini, Antoine Fuqua membangkitkan kisah para koboi lewat film The Magnificent Seven. Film ini merupakan remake dari film berjudul sama yang tayang pada tahun 1960.
The Magnificent Seven mengambil setting kota bernama Rose Creek di era 1870-an. Kota ini dipimpin oleh pengusaha kejam bernama Bartholomew Bogue (Peter Sarsgaard). Bogue sering bertindak semena-mena tanpa memikirkan nasib masyarakat Rose Creek. Akibatnya, kehidupan masyarakat Rose Creek dihantui rasa takut dan penderitaan.
Tidak tahan dengan penderitaan tersebut, Emma Cullen (Haley Bennett), salah satu penduduk kota, mencari cara untuk mengalahkan Bogue. Sebuah kejadian mempertemukan Emma dengan Sam Chisolm (Denzel Washington), seorang pembunuh bayaran. Keahlian Sam Chisolm membuat Emma tergerak untuk meminta bantuan dari dirinya.
Sam Chisolm menyetujui tawaran Emma dengan imbalan uang. Namun, Sam Chisolm tidak bisa melakukan ini sendirian. Bogue memiliki pasukan sendiri yang siap menghadang mereka.
Sam Chisolm kemudian mengumpulkan enam orang pria dengan keahlian masing-masing. Mereka adalah Joshua Faraday (Chris Pratt) penjudi yang suka menipu, Goodnight Robicheaux (Ethan Hawke), seorang penembak ulung, dan Jack Horne (Vincent D'Onofrio), pelacak tua yang baik hati. Ada juga Billy Rocks (Lee Byung Hun) yang ahli menggunakan pisau, Vasquez (Manuel Garcia-Rulfo), seorang kriminal yang santai, dan terakhir, Red Harvest (Martin Sensmeier), seorang pemanah misterius. Masing-masing dari mereka memiliki alasannya sendiri untuk menyelamatkan kota Rose Creek.
Ketujuh orang ini bekerja sama untuk mengalahkan Bogue sekaligus menjaga perdamaian di Rose Creek. Mereka kemudian disebut dengan nama The Magnificent Seven.
Sutradara Antoine Fuqua sukses menghadirkan kembali kisah klasik para koboi dalam The Magnificent Seven. Karena sudah lama tidak muncul, ada kesan segar ketika melihat karakter koboi kembali di layar lebar. Aksi para koboi melawan kejahatan seru dan menarik untuk diikuti. Menonton The Magnificent Seven tidak membutuhkan pemikiran terlalu dalam. Jalan ceritanya sederhana, dan di beberapa bagian sulit diterima akal sehat.
Antoine Fuqua menyajikan sinematografi indah sebagai pelengkap film ini. Siluet para koboi menaiki kuda di sebuah lembah terlihat keren. Begitu juga dengan pemandangan gunung serta tebing yang menjadi latar belakang film ini. Kesan keren para koboi semakin terlihat dengan gubahan musik tema asli The Magnificent Seven karya Elmer Bernstein yang mengiringi sejumlah adegan.
Selain sinematografi indah, The Magnificent Seven juga menghadirkan suasana era 1870-an yang klasik dan meyakinkan. Merissa Lombardo dari bagian set production dan Sharen Davis dari bagian penata kostum melakukan tugasnya dengan baik. Sepanjang film, Anda serasa dibuat kembali ke masa lalu jika melihat lokasi dan dandanan pemain.
Dari jajaran pemain, mereka semua bermain pas sesuai porsinya. Salut untuk Antoine Fuqua yang berani menampilkan keragaman ras dalam jajaran pemain. Ada pemain berkebangsaan Asia (Lee Byung Hun), Meksiko (Manuel Garcia-Rulfo), Afrika-Amerika (Denzel Washington) hingga Indian (Martin Sensmeier). Keragaman pemain ini membuat penonton di luar Amerika Serikat ikut memiliki ketertarikan yang sama terhadap mereka.
Sayang, chemistry The Magnificent Seven sebagai sebuah tim masih kurang terlihat. Para pemain cenderung berjalan sendiri-sendiri. Hubungan ketujuh pria ini tidak digali lebih dalam sehingga penonton kurang bisa merasakan persahabatan setiap karakter.
(dira/ray)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar