BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Meskipun lumpuh dan harus menggunakan kursi roda saat beraktivitas, hal ini tidak menyurutkan langkah Muhammad Subhan untuk membahagiakan kedua orangtua.
Kecelakaan tragis tahun 2005 saat masih duduk di kelas 1 SMA Negeri 1 Pangkalpinang di depan RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang sempat membuat kehidupan Subhan gelap dan hancur, bahkan nyaris seperti mayat hidup.
Kecelakaan itu telah merenggut kebebasan kakinya untuk bergerak dan berlari.
Silih berganti keluarga, guru, teman, sahabat mengunjungi Subhan mendoakan, menyemangati, memberikan motivasi agar Subhan bersemangat untuk sembuh, namun hanya ditanggapi diam tanpa ekspresi.
Bahkan usulan sahabat dari kelas dan sekolah yang sama dengannya untuk berobat ke Jakarta pun ia masih tak bergeming. Kecelakaan itu betul-betul membuat Subhan terpuruk.
Neneklah yang mengasuh Subhan dari kecil sejak kedua orangtuanya berpisah, berusaha menenangkan dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.
Bapak Kekuatan Terbesar
Selama terbaring di tempat tidur hampir 5 tahun, Subhan selalu mendapat perhatian khusus dari Bapaknya.
Meskipun sejak usia 3 tahun Bapak dan Ibu nya berpisah dan Subhan tingggal dengan nenek di Girimaya tidak menyurutkan cinta kasih Bapak pada anaknya.
Pasca kecelakaan setiap hari sebelum berangkat kerja Bapak yang merupakan staff tata usaha di SMA Negeri 1 Pangkalpinang datang memandikan dan menyeka tubuhnya agar selalu bersih. Digendong, ditepuk-tepuk punggung agar peredaran darah lancar,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar