Jumat, 04 November 2016

Kisah Pelajar Desa Belang, Rela Berdesakan dan Pulang Tengah Malam Karena tak Ada ...

Laporan Wartawan Tribun Manado Valdy Suak

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Sore itu cuaca sedikit mendung, hujan rintik sekali-sekali membasahi tanah di Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).

Terlihat di ujung jalan sekelompok pencari ilmu berpakaian putih abu-abu, melambaikan tangan ke arah kendaraan yang lewat di ruas jalan utama kota Ratahan.

Sebagian pakaian mereka terlihat sudah basah, sehingga tas yang digendong pun, menjadi penghalau curah hujan yang saat itu mulai banyak.

Tak lama berselang, sebuah mobil pick up berwarna hitam berhenti, mereka berlarian dan langsung menaiki mobil tersebut. "Belang om, manumpang (Belang om, menumpang ya)," kata mereka kompak.

Rupanya, mereka adalah siswa beberapa sekolah di Ratahan yang hendak pulang ke Desa Belang, tak ada kendaraan membuat mereka terpaksa meminta tumpangan kendaraan yang lewat, sebab jarak antara Ratahan dan Belang kurang lebih 15 kilometer.

Di atas mobil pick up tampak wajah ceria terlihat dari para siswa-siswi ini tanpa berpikir bahayanya berdesakan di atas mobil pick up tanpa pengaman.

Bagi mereka asalkan pulang apapun kendaraannya jadi, hal ini selalu terlihat saat jam pulang sekolah.

Tak ada bis Sekolah yang bisa mengantar dan menjemput para siswa ini.

"Setiap pagi juga cari tumpangan, kadang naik bentor, tapi biaya bentor mahal Rp 15 ribu jadi jarang," ujar Nelton salah satu siswa.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search