
Adalah Tri Oetami (52) yang didiagnosis kanker payudara pada Maret 2014. Ia adalah seorang yang menerapkan gaya hidup sehat karena mengonsumsi makanan sehat dan juga rutin berolahraga sebelum berangkat ke tempat kerja.
"Rumah saya di Cibubur dan harus nyetir tiga jam kejebak macet. Untuk mengatasinya saya berangkat pagi dan olahraga di gym," ucap Tami kepada detikHealth baru-baru ini.
Awalnya ia sempat merasa kaget dan galau karena didiagnosis memiliki kanker payudara dengan gaya hidup yang ia nilai sebagai gaya hidup sehat. Namun ia kembali bersyukur karena didiagnosis kanker payudara di usia 50 tahun dengan kesehatan yang baik sehingga benjolan kanker yang terdeteksi hanya memiliki ukuran 1,6 cm.
"Jika mengalami kanker di usia yang sudah tua dan hidup jorok mungkin stadium kanker yang saya miliki akan lebih tinggi," sambung wanita berhijab ini.
Baca juga: Kisah Andien Temukan Rosida, Pasien Kanker yang Terusir dan Kini Meninggal
Lebih lanjut, Tami mengatakan kanker payudara yang ia alami terjadi karena faktor hormonal. Tami menjelaskan ia mengalami menopause yang terlambat dan masih mengalami siklus haid yang normal di usia 50 tahun.
"Jadi faktor hormonal ini mempunya kontribusi yg sangat besar terhadap munculnya kanker ini," ucap Tami.
Beruntung, diagnosis kanker payudara yang ia miliki berada di stadium awal, sehingga ia hanya harus melakukan operasi pengangkatan dan radiasi atau penyinaran sebanyak 26 kali. Lalu, karena radiasi yang ia lakukan bertepatan dengan puasa ramadan, Tami mengatakan sempat mengalami dehidrasi yang membuat tenggorokannya terluka.
"Efek samping dari radiasi juga membuat saya batuk-batuk. Dokter pun juga mengakui adanya efek samping ke paru-paru," imbuh Tami.
Tami juga mengatakan perawatan operasi dan radiasi bukanlah hal terakhir. Karena ia harus mengonsumi obat hormonal selama 5 tahun untuk mencegah timbulnya kanker kembali di kemudian hari.
Baca juga: Kisah Nenek yang Tetap Tabah Meski Didiagnosis Kanker Usus Besar dan Paru
(vit/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar