Sang sang putri bungsu pasangan itu berdiri di balik terali besi menatap ayahnya. Tanpa kata, air mata ayah dan anak pun bercucuran.
POS KUPANG.COM -- Menenteng tas ransel warna hitam, Drs.Susar melangkah pasti ditemani beberapa anggota Polres Sikka keluar dari ruangan kerja kepala SDI Wutik di Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Rabu (11/1/2017) sekira pukul 11.00 Wita.
Susar yang memakai seragam abu-abu bergegas ke ruangan kelas. Dia bertemu seorang guru kelas, menyerahkan kunci. Keluar dari ruangan itu, Susar berdiri sejenak di emperan kelas. Melihat ke kiri, kanan dan belakang. Selanjutnya ia menuju mobil kijang yang parkir di sisi jalan depan sekolah yang membawanya menuju ke kantor Polres Sikka di Maumere.
Lakon singkat tanpa dialog itu berlangsung dalam suasana dingin.Tak sepatah katapun keluar dari mulut Susar, para guru apalagi murid-murid. Perjalanan menuju Maumere ditempuh tak kurang dari 20 menit. Dalam perjalanan itu Susar mengirim pesan singkat kepada istrinya, Ny.Sufince yang menanti di rumah.
Betapa terkejutnya Sufince membaca isi pesan dari sang suami. "Dia kirim SMS (pesan singkat) supaya urus anak-anak. Katanya, dia ada urusan dengan polisi," ujar Sufince kepada wartawan di Mapolres Sikka, Kamis (12/1/2017) siang.
Urusan Susar dengan polisi membuat Sufince tidak tenang. Selama lebih dari 12 jam, dia bersama anak-anaknya menanti kabar suaminya. Kamis siang kemarin, Sufince bersama putri bungsu dan kakak ipar menjengkuk Susar di ruang tahanan Polres Sikka. Bersua pertama kali, pasangan suami istri itu menangis menumpahkan perasaan. Sufince duduk di bangku didampingi saudaranya.
Sementara sang putri bungsu pasangan itu berdiri di balik terali besi menatap sang ayah. Tanpa kata, air mata ayah dan anak terus bercucuran. Sufince mengaku terkejut ketika dikabari suaminya bahwa dia diadukan ke polisi karena percabulan atas sejumlah murid di sekolah yang dipimpin Susar belum genap setahun itu.
Menurut Sufince, selama lebih dari 20-an tahun membina rumah tangga hingga memiliki empat anak, Susar tak pernah memperlihatkan perilaku aneh padanya. "Saya yakin suami saya tidak melakukan semua tuduhan ini. Selama ini sikapnya normal saja dengan saya dan anak-anaknya. Kasih sayang kepada anak sama seperti kasih sayang orangtua lain kepada anak-anaknya," ujar Sufince.
Sufince mengatakan, Susar mengawali karier sebagai guru dengan mengajar di SD Ngolo selama tujuh tahun. Ia kemudian dimutasi ke SD Misir di Kota Maumere selama setahun, kemudian pindah ke SDI Arat di kampung halamannya selama 14 tahun.
Sufince membenarkan nama suaminya hanya satu kata sesuai nama tertera dalam surat-surat resmi ijazah dan KTP. Nama sebenarnya pemberian orangtua adalah Hendrikus Robertus Susar, berubah tatkala dia sering sakit semasa kecil. "Saya dengar cerita dari keluarga,namanya Susar karena sewaktu masih kecil, dia sering sakit," katanya.
Sebelum tersandung kasus dugaan pencabulan, Sufince melukiskan suaminya Susar sebagai pria periang. Laporan dugaan percabulan terhadap muridnya membuat Susar untuk sementara tidak bisa tawa lepas. (eugenius moa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar