"Iya, dulu nama Jokowi itu Mulyono. Karena saat balita sering sakit-sakitan, namanya diganti jadi Joko Widodo," ujar Heru, yang merupakan adik bungsu Notomiharjo.
Meski sebagai paman, usia Heru hanya terpaut tiga tahun lebih tua dari Jokowi. Itu sebabnya, saat kecil keduanya sering bermain bersama bila Jokowi berkunjung ke rumah kakeknya, Lamidi Wiryo Miharjo.
Sang kakek saat itu menjabat Kepala Desa Kragan. Dia menjabat selama 32 tahun sampai wafat pada 11 November 1986.
Menurut Heru, ayahnya awalnya adalah seorang carik atau sekretaris desa sejak 1948. Karena dia dianggap berprestasi, Lamidi diangkat menjadi lurah pada 1954.
"Karena kinerjanya bagus itu, jadi pilihan semua warga. Sampai dijuluki Mbah Lurah," kata dia.
Sebenarnya leluhur Lamidi juga berasal dari Giriroto, desa tempat keluarga ibu Jokowi tinggal. Hanya, dua keluarga besar ini tinggal di dusun berbeda.
Keluarga Notomiharjo tinggal di Dusun Kelelesan, sedangkan keluarga Sujiatmi tinggal di Dusun Gumukrejo. Jarak kedua dusun itu hanya 500 meter.
"Saat usia 8 tahun, kakak saya (Notomiharjo) dibawa ke Kragan, saat ayah saya jadi kepala desa di sini (Kragan)," tutur Heru.
Meski begitu, saat remaja, Notomiharjo sering tinggal di Giriroto bersama neneknya. Nah, di desa itulah ia bertemu, bermain, dan memadu kasih dengan Sujiatmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar