Semua berjalan baik dan lancar bagi Jerry. Ia tengah berada pada usia emas sebagai seorang atlet basket yang membela Satya Wacana, ia juga aktif di kegiatan sosial, dan ia menikmati kehidupan sehari-harinya. Hal itu kemudian berubah 180 derajat ketika vonis kanker testis menghampirinya pada pertengahan 2013 lalu.
"Saat itu saya berstatus sebagai duta kanker tetapi malah kena kanker. Saya tak bilang kanker yang saya alami termasuk kategori sulit atau ringan."
"Untuk kanker testis, memang biasanya setelah dioperasi bisa langsung bersih. Tapi untuk kasus saya, kanker sudah mulai menjalar ke kelenjar getah bening," tutur Jerry mengawali perbincangannya dengan CNNIndonesia.com.
Jerry mengakui ia tak mengalami gejala-gejala khusus sebelum divonis kanker.
"Perasaan saya setelah dinyatakan kanker jelas campur aduk. Saya sedang berada di usia emas sebagai seorang atlet."
"Dalam beberapa bulan terakhir sebelum dinyatakan kanker, saya memang lebih mudah lelah namun saya pikir itu wajar karena kesibukan saya," tutur Jerry.
Bayangan-bayangan buruk pun mulai menghantui pikiran Jerry usai vonis kanker diterimanya.
"Saya terkena kanker yang berhubungan dengan reproduksi dan saya belum menikah. Tentu hal itu jadi pikiran saya," ujar pria kelahiran 17 Desember ini.
![]() |
Jerry mulai memupuk semangat untuk bisa menang dalam perjuangan melawan kanker. Namun perjuangannya tak semudah yang ia bayangkan.
"Saat operasi, saya harus menjalani proses bius lebih dari tiga kali karena saya tak bisa dibius dalam sekali proses."
"Alhasil proses pemulihan yang biasanya hanya 2-3 hari menjadi dua minggu," kata Jerry.
Setelah operasi, Jerry lalu bersiap menghadapi kemoterapi di Malaysia. Semangatnya pun mulai meredup di awal kemoterapi.
"Pada kemoterapi kedua, saya mengalami pembengkakan di liver dan empedu. Saya sudah mulai pasrah dengan proses ini. Saya belum menyadari maksud Tuhan dan hal itu baru saya dapatkan di kemoterapi ketujuh," ujar Jerry.
"Dalam menjalani kemoterapi, ada beberapa teman pasien lain yang meninggal. Hal itu kemudian sempat membuat saya tak ingin ditunggui oleh keluarga karena saya tak ingin mereka sedih," katanya menambahkan.
Barulah pada proses kemoterapi ketujuh, Jerry mengaku mendapatkan pengalaman spiritual yang jadi titik balik semangatnya melawan kanker.
"Saya mendapatkan bayangan bertemu orang-orang yang saya kenal, melakukan beberapa kegiatan seperti bermain basket dan juga acara amal."
"Hal itu membuat saya yakin bahwa saya tak akan mati dalam proses kemoterapi ini. Masih ada hal yang harus saya lakukan di dunia ini dan pasti saya bisa melalui kemoterapi ini dengan baik."
"Sejak saat itu saya jadi lebih tabah dan menjalani proses kemoterapi dengan keteguhan iman," kata pria yang sempat jadi kapten Satya Wacana ini.
[Gambas:Instagram]
Ingin Main Basket
Setelah menjalani proses kemoterapi dan dinyatakan bersih dari kanker pada pemeriksaan tahap pertama, Jerry ingin kembali memenangkan pertarungan lain. Ia tak mau kanker yang sempat ada di tubuhnya menghalangi dirinya kembali seperti sosoknya semula.
"Saya ingin kanker ini tak mengubah karakter saya. Bila sebelumnya saya adalah orang yang tak mau kalah dan ngotot, maka saya ingin tetap jadi sosok yang seperti itu."
"Saya adalah Jerry yang sebelumnya, yang suka ambil risiko," tutur Jerry.
Jerry lalu menghubungi Satya Wacana dan menyatakan ingin kembali berkiprah sebagai pemain basket.
"Tetapi saya tegaskan bahwa saya tak mau kembali jadi bagian dari tim hanya karena belas kasihan. Saya akan kembali latihan dan bila saya dirasa layak, maka klub bisa memanggil saya."
"Namun bila kualitas saya dinyatakan tak layak, maka mereka pun tak mengapa tak memanggil saya," ucap pria yang berdomisili di Solo ini.
Keputusan Jerry untuk kembali menekuni bola basket tak serta merta mendapatkan dukungan dari rekan-rekan dan kerabatnya.
"Banyak rekan dan kerabat yang menyarankan saya untuk tak lagi bermain basket. Sudah cukup untuk saya kembali sehat tanpa harus kembali jadi atlet."
"Namun banyak pula yang mendukung keinginan dan tekad saya.Saya paham mereka yang menyarankan saya untuk tak lagi bermain basket menunjukkan rasa sayangnya kepada saya tetapi saya merasa harus melakukan hal itu," tutur Jerry.
Saya tegaskan bahwa saya tak mau kembali jadi bagian dari tim hanya karena belas kasihan. Jerry Lolowang |
Lapangan Sriwedari di Solo jadi saksi bagaimana Jerry memulai hari pertama untuk mewujudkan tekadnya pada bulan Februari. Jerry melahap menu pertamanya, lari 2km. Menu latihan itu pastinya ringan bagi Jerry dalam kondisi sehat, tetapi menjadi sangat berat baginya yang baru saja pulih dari sakit dan lama tak berlatih.
Jerry sempat terbatuk-batuk di sesi latihan itu dan napasnya pun tersengal-sengal.
Selain berjuang mengembalikan kondisi fisiknya, Jerry juga masih harus berkunjung ke fisioterapi untuk memulihkan kondisi lengan kirinya. Pembuluh vena di lengan kiri Jerry bermasalah sebagai dampak dari proses kemoterapi yang dilakukannya.
Hari-hari berikutnya milik Jerry adalah hari-hari berat penuh latihan. Dan delapan bulan berikutnya, Jerry sudah kembali berada di lapangan sebagai point guard Satya Wacana yang eksplosif.
"Bola basket adalah cinta saya. Saat saya sakit pun, insan bola basket saya memberikan dukungan penuh."
"Kembali ke lapangan basket bukan sekadar ingin menang atau melakukan hal yang menyenangkan, melainkan juga sebagai rasa terima kasih pada mereka semua yang mendukung saya," kata Jerry dalam video berjudul 'The Reason' miliknya.
[Gambas:Instagram]
Kehidupan Usai Pensiun
Jerry masih mendapatkan kesempatan perpanjangan kontrak untuk bermain basket namun ia memutuskan untuk mundur. Jerry kini disibukkan oleh berbagai kegiatan, mulai dari sebagai trainer di akademi pelatih, menjadi konsultan pemasaran, hingga mengisi beberapa seminar.
"Yang saya tahu, saya senang mengajar, senang berkomunikasi dengan banyak orang. Meski saya mendapatkan uang lebih banyak sebagai konsultan marketing, saya tetap ingin dikenal sebagai trainer di akademi pelatih," tutur Jerry.
Jerry sendiri kini memandang hidup dengan pola pikir yang jelas.
"Prinsip saya adalah do what you love, not love what you do. Hidup hanya sekali, dan saya harus melakukan apa yang saya senangi, apa yang jadi gairah saya dalam hidup saya."
"Uang memang berarti, namun bukan segalanya. Itu pula yang saya coba tanamkan kepada para peserta seminar yang saya lakukan selama ini," kata Jerry. (ptr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar