Kalau dalam kerang ada mutiaranya, tentu saja ini benar-benar bisa menarik fulus yang lumayan. Tapi, bagaimana dengan kulit kerangnya? Ternyata bisa juga menarik fulus. Namun, tentu saja harus diolah terlebih dahulu.
Seperti di Sirimau, Ambon, cangkang kerang banyak dimanfaatkan menjadi aneka kerajinan unik dan cantik. Banyaknya perajin kerang di Sirimau karena berlimpahnya cangkang kerang. Maklum saja, di sini banyak usaha peternakan kerang mutiara.
Salah satu yang membuat kerajinan cangkang kerang adalah Rajab alias Apu. Ia mengaku sudah menekuni bisnis kerajinan cangkang kerang sejak 20-an tahun silam. Usaha ini merupakan warisan dari ayahnya. Apu membuat bermacam-macam kerajinan, seperti liontin, kaligrafi, plakat penghargaan, dan pajangan dengan berbagai motif. Lewat bisnis kerajinan ini, Apu bisa mengantongi omzet sekitar Rp 5 juta per bulan.
Kita juga dapat menyebut Heru, perajin cangkang kerang lainnya. Sama seperti Apu, Heru juga menitipkan kerajinannya ke kios-kios yang menjajakan oleh-oleh. Heru mengaku, hasil perajin dari Sirimau banyak yang sudah sampai ke Belanda karena dibawa orang Ambon sendiri.
Biasanya orang Ambon bepergian ke Belanda saat Natal dan tahun baru. Saat itu, mereka bisa memesan kerajinan dalam jumlah banyak. Selain cangkang kerang mutiara, bahan baku kerajinan juga memakai kerang jenis lain, seperti kerang jape-jape, mabe, dan berbagai macam jenis keong.
Namun, yang mempunyai kemampuan membuat kerajinan dari cangkang atau kulit kerang bukan hanya orang-orang dari Ambon, di Cirebon ada Nur Handiah.
Nur mengawali usaha kerajinan kulit kerang sekitar tahun 2000. Saat itu, dia, yang masih menyandang status Pegawai Negeri Sipil, melihat peluang kerajinan kulit kerang ini cukup bagus. Maklum, sebelumnya, Nur dan sang suami sempat menjalani usaha sebagai pemasok kulit kerang. Dia mengirim kulit kerang itu ke Filipina dan Hongkong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar