Kekecewaan sebenarnya sudah langsung dirasakan Karsana pada bulan pertama setelah investasi atau Maret 2014. Kala itu dia hanya mendapat 5 persen, bukan 10 persen sebagaimana perjanjian awal.
"Karsana kenal Agustinus dari istrinya, Sudarsih. Agustinus dan Sudarsih sama-sama pegawai Indomaret Regional Malang," kata Imam Syafii, kuasa hukum Karsana kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/2).
Keuntungan 5 persen per bulan didapat Karsana selama satu tahun hingga berkesempatan bertemu Salman Nuryanto, pendiri sekaligus bos Koperasi Pandawa. Pertemuan dengan Nuryanto membuat Karsana 'lupa' rasa kecewanya dan memutuskan menambah nominal investasi.
Investasi itu ditambah menggunakan nama anak dan istrinya, hingga nominal keseluruhan mencapai Rp2,7 miliar.
"Tambah Rp50 juta atas nama anaknya Nabilla, tambah lagi Rp50 juta atas nama Sudarsih, tambah lagi Rp50 juta atas nama sendiri, terus tambah sampai total keseluruhan Rp2,7 miliar," kata Imam.
Namun setelah Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan menghentikan seluruh kegiatan penghimpunan dana Koperasi Pandawa pada 15 November 2016, Karsana tak lagi menerima profit atas investasinya.
Ketidakjelasan investasi itulah yang memaksa Karsana menyewa Imam sebagai kuasa hukum. Dia melaporkan Agustinus dan Anna Maria ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri.
Laporan Karsana diterima dengan nomor polisi LP/151/II/2017/Bareskrim tertanggal 10 Februari 2017. Agustinus dan Anna Maria dianggap sebagai orang kepercayaan Nuryanto.
Hingga Indonesia Timur
Karsana adalah anggota yang telah mencapai level Leader Bintang 8 dan memiliki banyak anak buah. Karsana telah melebarkan sayap hingga ke Indonesia bagian timur untuk mencari orang-orang yang bersedia menginvestasikan uang di Koperasi Pandawa.
Menurut Imam, jumlah anggota Karsana mencapai 490 orang yang tersebar di berbagai kota, seperti Aceh, Batam, Bengkulu, Padang, Tanjung Pinang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Banyuwangi, Sidoarjo, Malang, Surabaya, Jember, Bali, Samarinda, Makassar, Lombok, hingga Bima.
Imam menjelaskan, jumlah anggota Karsana kian bertambah banyak setelah Nuryanto mendatangi kediamannya dan membuat acara syukuran bersama anak yatim piatu pada Mei 2016. Setidaknya ada sekitar 200 orang yang terjaring menjadi anggota baru Koperasi Pandawa saat acara tersebut.
Mereka dari berbagai latar belakang profesi seperti pedagang, karyawan, hingga personel TNI dan Polri.
"Nuryanto bulan Mei 2016 sempat ke Malang. Di situ ada presentasi, banyak yang terjaring jadi anggota baru. Anggota Karsana ada yang perwira menengah kepolisian juga," tuturnya.
"Saya kecewa Bareskrim tidak kasih tanggapan sampai saat ini. OJK juga tidak ada tindak lanjut setelah pembekuan itu. Kalau ada indikasi salah, seharusnya bisa dipolisikan, tidak dibiarkan seperti ini," tutur Imam. (rdk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar