KESETARAAN merupakan salah satu moto di Prancis yang hingga saat ini terus dipegang teguh oleh negara tersebut. Kata ini pertama kali diucapkan oleh Maximilien Robespierre di pidatonya pada 5 Desember 1790.
"Di seragam mereka tertorehkan kata-kata ini: Rakyat Prancis & di bawah: kebebasan, kesetaraan, persaudaraan (liberte, egaliter, fraternite) kata-kata yang sama tertulis di bendera yang memiliki tiga warga bangsa (ini)," pekik Robespierre pada pidatonya, sebagaimana dikutip dari The Vintage News, Minggu (26/2/2017).
BERITA REKOMENDASI
Terkait pembahasan kesetaraan, tahukah Anda bahwa negara Barat baru benar-benar menerapkan hal tersebut 69 tahun setelah pidato itu dipekikkan oleh Robespierre? Kali ini pada artikel Kisah, Okezone akan mengulas penerapan kesetaraan tersebut ketika Paris menjadi ibu kota negara pertama yang memiliki wali kota berkulit hitam.
Severiano de Heredia lahir pada 8 November 1836 di Havana, Kuba. Ia merupakan putra dari Henri de Heredia dan Beatrice Cardenas yang merupakan warga kulit hitam yang bukan budak (free people of colour).
Orangtua walinya, Heredia y Campuzano, mengadopsi Severiano dan ketika ia sudah berusia 10 tahun, Campuzano mengirimnya ke Prancis untuk mengenyam bangku pendidikan.
Ketika ia bersekolah di Lycee Louis-le-Gran, Paris, Severiano merupakan murid yang cemerlang. Bahkan pada 1855, ia memenangkan hadiah kehormatan dari sekolah tersebut.
Ketika walinya meninggal pada 1848, Severiano mewarisi kekayaannya. Pada 1868, ia menikah dengan Henrietta Hanaire dan dua tahun kemudian Severian resmi menjadi warga Prancis. Keduanya dianugerahi dua anak.
Pada 1870, Severiano mulai melirik dunia politik dengan aliran republik radikal. Dalam manuver politiknya, Severiano menekankan pemisahan gereja serta negara, mengurangi jam kerja anak-anak di bawah 12 tahun, dan pendidikan universal.
Karier politiknya mulai meningkat pada April 1873 ketika Severiano terpilih menjadi Dewan Kota Paris untuk wilayah Termes. Berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1879, Severiano terpilih menjadi presiden Dewan Kota Paris yang setara dengan jabatan wali kota saat ini.
Ia mengakhiri kariernya di perpolitikan Prancis ketika ia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum di era Perdana Menteri Maurice Rouvier hingga 11 Desember 1887. Severiano mengembuskan napas terakhirnya pada 12 Februari 1901 di rumahnya yang berlokasi di Paris. Untuk menghormati jasa-jasanya, namanya (rue Severiano de Heredia) diabadikan di salah satu trotoar di Paris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar