Kamis, 09 Februari 2017

Kisah Wartawan Tertembak saat Meliput Demo Mahasiswa

TERNATE - Aroby Keleray masih trauma saat mendengar bunyi tembakan senjata api. Maklum, wartawan sebuah koran lokal di Ternate, Maluku Utara itu pernah tertembak saat meliput demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh.

Kisah bermula saat ribuan mahasiswa turun ke jalan di Ternate, berjunjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pada Senin 17 Juni 2013. Aksi yang awalnya tertib akhirnya memanas, pendemo dan polisi saling lempar.

BERITA REKOMENDASI


Waktu itu, Aroby sebagai fotografer mengabadikan gambar aksi saling lempar itu dengan kameranya. Ia mengenakan tanda pengenal saat meliput itu. Polisi membalas lemparan mahasiswa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet. Suasana kacau, pendemo berlarian.

Melihat setuasi ricuh, Aroby juga berupaya berlindung dari tembakan dan gas air mata. Tapi tak disangka saat lari, paha kirinya terkena peluru karet polisi yang membubarkan aksi massa.

"Saya lari menuju arah Ngade dan terkena tembakan itu, tapi saat saya kena tembak awalnya saya tidak tahu karena tidak ada rasa sakit," kata Aroby saat berbincang dengan Okezone di Ternate, Rabu (8/2/2017).

Selain Aroby, lima mahasiswa pengunjuk rasa juga bernasib sama. "Peluru itu tidak punya mata sehingga tidak memandang ini mahasiswa atau wartawan. Jadi kita harus hati-hati sata liputan demo," ujarnya.

 

Aroby digotong mahasiswa usai tertembak (Istimewa)

Ketika mengetahui dirinya terkena tembakan, sekejap itu pula kakinya tidak bisa melangkah lagi karena merasa kesakitan. Sejumlah mahasiswa berupaya menyalamatkan Aroby dengan cara menggotongnya ke Puskesmas Gambesi.

"Saya langsung jatuh saat tahu kaki saya berdarah, sehingga ada beberapa bawa lari saya ke Puskemas Gambesi, tapi tidak petugas, jadi saya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Bousoiri Ternate, dengan mengumpangi ojek," kisahnya.

Kapolda Maluku Utara saat itu Brigadir Jenderal Machmud Arifin, langsung menjenguk korban yang tergeletak di rumah sakit. Karena minimnya peralatan di rumah sakit tersebut, Aroby kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Saya hanya didampingi kakak ipar dan Kabid Dokes Polda. Karena tidak bisa operasi di sini (Ternate)," akunya.

Di jakarta sendiri, langsung dilakukan penanganan dengan cepat karena kondisi kaki korban sudah membengkak dan merasa sangat sakit. Setibanya di rumah sakit, dokter langsung melakukan ke ruang rongseng, malamnya tindakan operasi mengangkatan proyektil yang tersarang di kaki.

"Ada dua dokter yang tangani yakni dokter tulang dan dokter bedah. Paha saya dibelah sekitar 7 cm itu hanya saya dengar karena saat operasi saya sudah dalam keadaan tidak sadar lagi," ungkap Aroby.

Pasca-dioperasi, Aroby menjalani perawatan selama delapan hari sebelum dibawah pulang ke Ternate, setelah sinyatakan bisa kembali berjalan lagi.

"Meski sudah selesai operasi dan sudah balik di Ternate, tapi dokter dari Polri masih terus datang di rumah di Kelurahan Fitu memeriksa luka saya. Biasanya tiga hari sekali mereka datang untuk ganti sampai luka sembuh," cetusnya.

Meski sudah berlalu empat tahun silam, Aroby belum bisa melupakan peristiwa menimpanya. Ia masih trauma mendengar tembakan. Sementara bekas luka di paha kirinya, masih sering terasa sakit jika terkena udara dingin.

"Kalau ada demo kemudian ada tembakan, saya langsung pulang tidak meliput lagi. Saya masih trauma dengan kejadian waktu 2013," sebut Aroby.

Aroby meminta para wartawan tetap berhati-hati dan mengendepankan keselamatan dalam menjalankan tugas jurnalitik. Ia tak ingin kejadian menimpanya dialami orang lain.

"Wartawan fotografer dan TV yang menjadi ujung tombak agar selalu hati-hati saat liputan. Pihak kepolisian juga meski menjalankan tugas tapi harus melihat juga karena wartawan juga menjalankan tugas agar tidak sembarang menembak, saya harapkan ke depan kejadian ini tidak terulang lagi," harapnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search