MENUNGGU PENUMPANG - Suntoro (43) salah satu kusir dokar saat sedang menunggu penumpang di sisi selatan perempatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Suntoro (43) tengah menunggu penumpang di atas dokarnya di perempatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Warga Jalan Kertoraharjo Sengguruh ini sabar menunggu hingga ada empat penumpang duduk di bangku belakang.
"Sekarang kondisinya seperti ini, susah cari penumpang. Kadang kalau jalan penumpang tidak penuh," ucap Suntoro.
Keberadaan dokar di perempatan Kepanjen memang semakin langka. Jumlahnya kini tinggal 13 saja. Menurut Suntoro, saat tahun 1990 ada sekitar 42 dokar.
Lambat laun kendaraan tradisional ini kalah bersaing dengan mobil angkutan umum. Ditambah semakin mudahnya kredit sepeda motor, membuat warga semakin meninggalkan angkutan dengan penggerak kuda ini. Penumpang dokarKepanjen sekarang paling banyak kalangan orang-orang tua.
"Penumpangnya lebih ingin menikmati sensasi naik kendaraan tradisional. Karena kan sekarang hampir tidak ada dokar yang dijadikan angkutan penumpang. Paling banyak angkutan wisata," tutur Suntoro.
Untuk sekali jalan tarifnya hanya Rp 5000. Kadang kala jika penumpangnya anak sekolah, Suntoro tidak berani mamatok harga. Namun saat ditanya penghasilan per hari, Suntoro menggelengkan kepala.
"Sangat tidak menentu, tidak bisa diandalkan. Makanya sekarang kalau saya, menjalankan dokar hanya kerja sambilan," sambungnya.
Padahal di tahun 1990-an, Suntoro sempat menikmati masa jaya sebagai kusir dokar. Dua adiknya disekolahkan hingga lulus SMEA dan STM. Namun kini sulit untuk bisa menikmati maa kejayaan dokar seperti dulu.
Suntoro berharap Pasar Sumedang di Kecamatan Kepanjen segera selesai dibangun dan kembali dioperasikan. Pasar sayur mayur ini memang berada di jalur "trayek" dokar Suntoro dan kawan-kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar