Senin, 20 Maret 2017

Kisah Cinta Klasik “Beauty and the Beast”

Beauty and the Beast

Beauty and the Beast


FAJARPENDIDIKAN.co.id – Beberapa film baru mengisi layar bioskop pekan ini. Salah satunya kisah para perempuan hebat yang menggugah perasaan hingga live action 'Beauty and The Beast' yang digarap kembali dari bentuk animasinya di tahun 1991.

Belle (Emma Watson) adalah seorang gadis sederhana yang tinggal di desa kecil negara Prancis. Belle bermimpi untuk meninggalkan desa tempat tinggalnya lalu menjelajah ke daerah lain. Belle menginginkan hal ini karena tidak tahan dengan ejekan masyarakat desa. Mereka menganggap Belle yang kutu buku dan perempuan aneh.

Impian Belle akhirnya menjadi kenyataan. Namun, Belle meninggalkan desa tidak seperti yang ia bayangkan. Belle pergi dan tinggal di kastil tua yang terletak di seberang desa demi menyelamatkan ayahnya, Maurice (Kevin Kline).

Maurice ditahan oleh Beast (Dan Stevens), pangeran yang berubah menjadi makhluk buruk rupa, karena mencuri tanaman.

Awalnya, Belle tidak betah dengan sikap dingin Beast dan berniat kabur dari kastil. Hal serupa juga menimpa Beast yang sempat kesal melihat keberanian Belle. Namun, sikap mereka berdua lambat laun melunak.

Perubahan sikap Belle memberikan harapan bagi Lumiere (Ewan McGregor), Cogsworth (Ian McKellen), dan Mrs. Potts (Emma Thompson). Mereka adalah sosok perabotan yang dapat berbicara layaknya manusia. Mereka memberitahu bahwa watak The Beast tak seburuk rupanya Mereka ingin Belle mematahkan kutukan yang menimpa Beast.

Namun, penduduk desa yang dipimpin veteran perang Gaston (Luke Evans) dan penduduk desa justru berencana menyerang kastil tua, milik Beast.
[embedded content]
Yah, kisah Beauty and the Beast versi live action masih setia kepada versi animasinya. Emma Watson mempesona sebagai Belle sementara Dan Stevens mengunggah ketika memerankan Beast. Alur cerita kedua film sebagian besar mirip. Penggambaran karakter juga nyaris sama. Namun, Beauty and the Beast versi live action bukan berarti jadi membosankan. Justru kekuatan utama film ini adalah kemampuan membangkitkan suasana nostalgia di hati penonton.

Rasanya menyenangkan melihat adegan yang selama ini hanya muncul dalam bentuk dua dimensi tiba-tiba menjadi kenyataan. Apalagi jika adegan-adegan tersebut tergambar indah sama seperti versi aslinya.

Editor: Kasman

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search