Minggu, 12 Maret 2017

Kisah ERS, Gaya Bercinta dengan Tamu Direkam Suaminya (part 3)

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - ERS (35), istri yang dijual oleh AP, suaminya sendiri melalui media online, lama-lama menikmati pekerjaannya menjajakan sex. Apalagi, uang yang didapat dari hasil melayani hubungan sex dengan lelaki hidung belang lumayan besar.

Pekerjaan yang dilakoni  sejak 2013 mendatangkan pendapatan yang lumayan besar. Rata-rata penghasilan AP dari menjual ERS untuk sekali melayani tamu sebesar Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Dedi yang membongkar bisnis prostitusi pasangan suami itsri itu mengatakan, dalam sepekan, rata-rata ERS melayani lelaki hidung belang sebanyak lima kali. Dalam sehari itu bisa 3 sesi atau 2 sesi.

Dalam melayani pelanggannya, ERS rela melakukan apa saja termasuk menggugah fantasi par lelaki hidung belang. Itu sebabnya, saat dia dibekuk aparat Polres Pelabuhan Tanjung Priok di kamar no 614 Sunlake Hotel Sunter  Selasa  (7/3/2017), sekitar pukul 17.30 WIB,  ERS dan suaminya, AP menyiapkan sejumlah pakaian tematik untuk memanjakan fantasi seks pria hidung belang.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Robertus Yohanes mengatakan, polisis menemukan sejumlah pakaian untuk menawarkan fantasi seks pria hidung belang. Sejumlah pakaian yang ditemukan ialah, pakaian suster, seragam sekolah, hingga borgol. "Pakaian-pakaian itu dipergunakan ERS sesuai dengan permintaan pelanggaan," kata Robertus.

Tak sampai di situ saja, kegilaan suami istri ini. Mereka kerap melakukan hubungan sex secara ram-ramai alias threesome.  Sebagai pembuka layanan, AP mempertontonkan secara langsung aksi dia menyetubuhi ERS di depan pengguna jasanya.

Sesudah itu, giliran pria hidung belang yang menggarap ERS. Saat istrinya sedang berhubungan intim dengan si pelanggan, AP justru mendokumentasikannya dengan video. "Alasannya sih untuk promosi, tapi kayaknya untuk koleksi," ujar Dedi.

Kini keduanya sudah diamankan pihak ke polisi dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Editor : Wulandari Saptono

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search