Sabtu, 11 Maret 2017

Kisah Juhdi, Bocah SD di Cianjur Si Sepatu Menganga yang Jadi Viral

HERLAN HERYADIE, Cianjur 

SESAAT setelah diposting di Facebook, sejumlah akun berbondong-bondong berebut untuk memberikan sepatu untuk Juhdi. Tak tanggung-tanggung, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Cianjur pun berniat untuk memberikan sepatu baru. 

Namun, berdasarkan penuturan Juhdi, hingga Selasa (7/3) siang belum ada yang memberikan sepatu gres. Bocah pendiam yang gemar bermain sepak bola itu pun sempat mendatangi kantor Radar Cianjur (Jawa Pos Group) di Jalan KH Abdullah bin Nuh, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. 

Dia diantar gurunya, Basuni dan Eddy Kusnaddy. Juhdi yang pemalu sempat mengaku, ia tidak memiliki sepatu untuk ke sekolah. Alhasil, Juhdi terpaksa meminjam dari saudaranya, Abu Bakar, 11. "Sepatu pinjam punya Abu soalnya tidak punya sepatu lagi," singkat Juhdi dengan suara lirih.

Abu tak lain adalah paman Juhdi yang usianya tak jauh berbeda. Juhdi masih duduk di bangku kelas VI sementara Abu kelas IV. Meski tak seberuntung siswa lain yang bisa minta sepatu baru pada orangtuanya, Juhdi lebih memilih untuk tetap hidup sederhana meski harus bersekolah mengenakan sepatu menganga. 

Ya. kesahajaan memang lekat dengan Juhdi. Pulang sekolah, dia sering bermain ke kebun dekat rumahnya di Kampung Padajaya RT05/RW04 Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas.. Istilah bermain versi Juhdi sangat berbeda dengan anak seusianya. Tak sekadar bermain, ia kerap bermain di kebun dekat rumah. 

Sepulang bermain, Juhdi membawa setumpuk kayu bakar yang berhasil ia kumpulkan sambil bermain. Kayu bakar itu pula yang tetap membuat dapur ngebul saat di rumah tak ada uang untuk membeli gas. 

Rumahnya nan sederhana hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari Istana Cipanas. Di hunian itu, Juhdi tinggal bersama sang ayah, Ali, 35, nenek Eha, 50, dan beberapa anggota keluarga lain. Setiap hari, Juhdi menempuh perjalanan sekitar dua kilometer dari rumah menuju sekolah. Jarak itu setiap hari ditempuh dengan berjalan kaki dengan memakan waktu sekitar 30 menit.

Sang guru, Basuni, mengakui Juhdi merupakan sosok pendiam di kelas. Namun demikian, Juhdi terbilang rajin, sampai-sampai Juhdi kerap dipercaya menjadi komandan Upacara Bendera setiap hari Senin. "Juhdi tidak pernah macam-macam, anaknya pendiam. Dia kebetulan paling senang ikut baris-berbaris. Cita-cita dia mau jadi TNI," kata Basuni.

Saat berada di Kantor Radar Cianjur, Basuni dan Eddy mendapat telepon dari banyak orang yang simpati ingin membelikan sepatu Juhdi. "Yang barusan telepon dari UPK Kecamatan Karangtengah. Sekarang Juhdi terkenal dengan sebutan sepatu viral," tambah sang pengunggah foto di facebook, Eddy. 

Sepatu baru yang kini dimiliki Juhdi merupakan hadiah dari General Manager (GM) sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Cianjur, Faisal Hilmi. Faisal menyebut, semangat dan kesederhanaan Juhdi sangat patut diacungi jempol. Hal itu pula yang membuat hatinya tergerak untuk ikut membantu Juhdi. Faisal mengaku, setelah Radar Cianjur memberitakan Juhdi sang siswa bersepatu menganga, banyak pihak yang ikut tergerak pula ingin memberi bantuan.

"Jadi, kita sama-sama berlomba jadi yang terdepan dalam kebaikan. Meski tak seberapa, semoga apa yang kami berikan bisa bermanfaat untuk Juhdi. Mudah-mudahan juga, semangat dan kesederhanaan Juhdi bisa menjadi contoh untuk siswa lainnya agar lebih semangat lagi bersekolah," tandas Faisal.

Setelah memiliki sepatu baru, sepatu lama Juhdi yang sudah menganga itu tidak akan ia buang. Sebaliknya, sepatu tersebut akan disimpan di sekolah sebagai kenang-kenangan sebagai saksi bahwa Juhdi, calon prajurit TNI masa depan pernah bersekolah di SD Negeri Sindanglaya. (*/ami) 

 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search