Senin, 20 Maret 2017

Kisah Para Petani yang Kakinya Dicor Semen, Diangkut Pakai Troli Kalau Mau Pipis, Sukinah : Nyeri

TRIBUNJATENG.COM - "Mas, aku mau pipis, tolong dianterin," ujar Sukinah, setengah berbisik kepada Ali Nursahid, salah seorang relawan yang menjaganya semalaman di salah satu ruangan kantor Lembaga bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Suara Sukinah berbisik lirih agar tidak membangunkan dua belas perempuan lain yang tidur dalam satu ruangan dengan Sukinah.

Dengan sedikit mengantuk, Ali bangun dan mengambil sebuah troli barang yang terletak di sudut ruangan. Tiga orang relawan lain masuk ke dalam ruangan untuk ikut membantu Sukinah.

Semen yang membelenggu kaki Sukinah sejak Senin (13/3/2017) menyulitkannya untuk bergerak.

Rasa pegal mendera kaki hingga punggungnya. Tidur pun tak terasa nyenyak karena sepanjang malam Sukinah hanya bisa terlentang.

Bahkan untuk ke kamar mandi pun Sukinah membutuhkan empat orang laki-laki untuk membantunya.

Dua laki-laki memegang tangan Sukinah agar tidak terjatuh, sementara dua orang lainnya membantu mengangkat kaki Sukinah ke atas troli.

Hal yang sama juga harus dialami oleh 25 petani perempuan lain asal kawasan Pegunungan Kendeng.

Beruntung mereka didampingi sekitar 20 relawan dari masyarakat dan pegiat HAM yang bersolidaritas.

Sejak Senin (13/3/2017), para petani dari kawasan Pegunungan Kendeng melakukan unjuk rasa mencor kaki dengan semen di depan Istana Negara.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search