JUMAT 12 Juni 1970, wajah ruangan Bali Room di Hotel Indonesia berubah total. Ruangan ditata sedemikian rupa untuk bisa menampung 250 orang.
Sebuah meja utama ditempatkan di ujung ruangan. Di sisi kanan-kirinya, berjejer masing-masing tiga meja lain, memanjang ke arah pintu masuk. Pengaturan meja tersebut menyerupai huruf U yang berlengan enam.
BERITA REKOMENDASI
Dinding ruangan dihiasi daun janur muda. Di sana-sini, pajangan warna-warni membuat ruangan semarak.
Tepat pada pukul 19.30 WIB, orang-orang satu per satu memasuki ruangan tersebut. Mereka berdandan rapi. Maklum, yang mengundang adalah seorang raja, tepatnya Raja Arab Saudi, Faisal bin Abdulaziz. Kala itu, Raja Faisal menggelar jamuan makan malam untuk membalas jamuan yang sebelumnya diberikan Presiden Soeharto di Istana Negara pada Rabu 10 Juni.
Layaknya tuan rumah yang baik, Raja Faisal tak sungkan menyambut langsung para tamu undangan di pintu masuk ruangan. Kedatangan mereka diiringi alunan musik.
Setelah mengambil koktail, mereka segera duduk di tempat masing-masing yang sudah ditentukan. Nampak hadir di antara undangan, para pejabat tinggi negara Republik Indonesia (RI) kala itu. Mereka adalah Penasihat Presiden, Dr. Mohammad Hatta; Ketua Mahkamah Agung Prof. Subekti; Menteri Ekuin, Sultan Hamengku Buwono XI; Menteri Luar Negeri, Adam Malik; dan Ketua MPRS Jenderal A.H Nasution.
Tak hanya elite Indonesia, petinggi Arab Saudi juga hadir dalam jamuan makan malam itu. Mereka di antaranya Pangeran Nawaf dan Dr. Rachad Faraon yang bertugas menjadi penasihat raja, lalu Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Syekh Omar Al-Sakkaf dan Kepala Kabinet Urusan Kerajaan Syekh Mohammad Al-Mawaisir.
Selain mereka, jamuan tersebut juga dihadiri oleh semua menteri kabinet era Soeharto, para kepala perwakilan negara asing dan undangan lainnya. (rav)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar