Perkara hati siapa yang bisa sungguh paham? Kalau sudah kepalang cinta, rasa-rasanya seluruh batasan akan dengan sendirinya meluruh, tidak peduli apa kata orang.
Dan mungkin batasan umur pun bukan lagi jadi halangan bagi mereka yang sudah saling cinta, salah satunya bagi Rokim dan Tampi.
Rokim berusia 24 tahun, sementara Tampi sudah menginjak usia senja di angka 67 tahun --hampir tiga kali lipat umur Tampi. Keduanya terpaut 43 tahun. Namun, perbedaan umur yang begitu jauh tak lantas membuat cinta mereka luruh.
Pernikahan pun akhirnya digelar tahun ini untuk mengabadikan kisah kasih keduanya. Dalam kesederhanaan, Rokim dan Tampi pun akhirnya bersatu.
Namun, apakah kisah Rokim dan Tampi adalah satu-satunya kisah cinta yang terpaut perbedaan umur begitu jauh? Salah satu kisah lainnya yang pernah terjadi adalah kisah cinta antara Sofian Loho dan Martha Bate. Sofian adalah laki-laki berusia 28 tahun, sementara Martha berumur 82 tahun. Dengan perbedaan umur hingga 54 tahun, keduanya tetap memutuskan untuk menikah dan berada dalam satu jalinan pernikahan.
Lantas, bagaimana sesungguhnya pernikahan yang terpaut umur begitu jauh tersebut akan berjalan? Akankah hubungan tersebut bertahan?
Sebuah penelitian oleh Wheler yang bertajuk Age Differences in Marriage: Exploring Predictors of Marital Quality in Husband-Older, Wife-Older, and Same-Age Marriages berbicara tentang bentuk dan pola hubungan pernikahan yang berbeda-beda; dengan pola sang suami yang lebih tua, atau sang istri yang lebih tua.
Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa pernikahan yang melibatkan istri yang lebih tua dari suami dan terpaut umur yang jauh akan memiliki permasalahan pernikahan yang cenderung lebih tinggi dan pelik. Masalah-masalah yang kerap kali dihadapi adalah ketidakstabilan emosi di antara keduanya, perbedaan 'semangat' untuk bercinta, hingga permasalahan komunikasi antara keduanya yang tidak relevan satu sama lain karena adanya perbedaan masa yang pernah dilalui.
Hal-hal mendasar di dalam pernikahan pun sering kali tak luput menjadi guncangan, seperti proses pengambilan keputusan, pemilihan keyakinan, hingga masalah yang dianggap remeh seperti 'perang kepentingan' dalam hubungan. Semakin jauh umur yang terpaut, maka kebutuhan dan kepentingan akan memiliki perbedaan yang cukup tajam. Inilah yang kerap kali menjadi menjadi pelik permasalahan dalam pernikahan pasangan yang terpaut jauh umurnya.
Pola komunikasi yang cenderung berbeda pun akan menjadi masalah ketika sudah menikah. Mulai dari kesulitan bertukar pikiran karena salah satu pihak sedang kalut. Perbedaan 'masa' dan 'topik' pembicaraan juga dapat menyebabkan salah satu untuk pisah ranjang dan pergi sejauh-jauhnya?
Maka, sesungguhnya menikah dengan siapa pun tanpa melihat jauh umur yang terpaut sudahlah 'wajar', asalkan keduanya mengarah kepada kebahagiaan. Dan tentunya, perlu ada niat yang kuat untuk menjadikan momen perkawinan untuk terus berkembang dan memahami pasangan satu sama lain.
Bagaimana dengan pasangan anda --lebih muda atau tua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar