JAKARTA - Tak pernah terlintas dalam benak Dede Sunandar menjadi seorang artis terkenal seperti sekarang. Namun, takdir Tuhan tidak ada yang tahu.
Sebelum menjadi artis, Dede adalah seorang cleaning service panggung. Dede hanyalah lulusan SMP, itu juga setelah dia lulus mengikuti ujian paket C.
Dede punya alasan tidak menyelesaikan sekolahnya, lantaran sering diolok-olok oleh teman karena tidak mempunyai sepeda motor. Ketika itu, Dede tidak ingin membuat ayahnya menjual empang, hanya demi membeli sepeda motor untuk digunakan ke sekolah. Dede muda bersikeras untuk pergi ke sekolah dengan menggunakan angkot, dan menerima ejekan teman-temannya.
"Bapak sampai mau jual empangnya biar Dede bisa ke sekolah pakai motor. Tapi akhirnya enggak jadi karena Dede milih pakai angkot aja, dari situ deh sering bolos-bolos sekolah sampai keluar," kenang Dede.
Selain bercerita tentang awal mula perjalanan kariernya kepada Okezone, Dede juga menuturkan banyak hal yang tak pernah dia sebutkan sebelumnya. Honor pertama saat masuk televisi, barang impian yang akhirnya dapat terbeli, membahagiakan orangtua, bahkan kebahagiaan saat kariernya dijadikan contoh di sekolahnya dulu.
Honor pertama dibagi ke teman
Tebak berapa honor pertama yang didapatkan oleh Dede Sunandar saat pertama kali tampil di televisi? Jauh dari perkiraan, Dede ternyata hanya dibayar dengan uang Rp100 ribu saat pertama kali tampil di sebuah acara lawak untuk menjadi tukang es doger.
Lebih parahnya lagi, uang tersebut harus dibagi dua dengan sahabatnya karena sang sahabat harus menggantikan tugas Dede sebagai cleaning service selama Dede syuting tapping.
"Dede dikasih Rp100 ribu dibagi dua sama Bang Romli. Karena Bang Romli ini gantiin kerjaan Dede pas pertama itu. Akhirnya pas dikasih duit itu dibagi dua aja sama dia," kata Dede.
Kenangan tersebut tak akan pernah dilupakan olehnya. Hingga saat ini, Dede pun masih sering berkomunikasi dengan Bang Romli sahabatnya kala masih menjadi cleaning service. Dede membuktikan bahwa kesuksesan tidak harus membuatnya lupa akan daratan. Bagaimana pun dirinya dulu pernah mencari sesuap nasi dari berbagai pekerjaan, seperti menjadi cleaning service, pencuci piring, dan bahkan messanger.
Akhirnya beli motor
Datang dari keluarga tidak berada membuat Dede jarang memiliki barang-barang seperti teman-teman seumurannya saat masih hidup di kampung. Contoh paling nyata adalah ketika dirinya diolok-olok karena tak memiliki motor saat di sekolah. Dede pun sempat meminjam motor milik kakaknya untuk pergi ke sekolah agar tidak diolok-olok lagi.
Kenangan tersebut menjadi kenangan yang melekat kuat di sekolah. Sampai pada akhirnya bisa mencicipi kesuksesan, Dede lantas membeli barang yang paling diinginkannya sedari dulu, sebuah sepeda motor.
Motor yang dibeli olehnya ternyata sama seperti motor yang sempat dipinjam dari kakaknya. Motor tersebut memang satu-satunya impian Dede yang harus diwujudkan. Tak heran jika sekarang motor tersebut menjadi barang kesayangannya yang selalu dijaga dan dirawat dengan baik.
"Makanya sekarang tuh motor dielus-elus, dijagain. Ini impian Dede dari dulu pengin punya motor kayak kakak Dede yang akhirnya kesampaian sekarang," ucapnya.
Wujudkan impian ibunda
Wajar rasanya jika seorang anak ingin membahagiakan orangtua yang telah berjasa merawat dan membesarkannya. Setelah mampu menghasilkan uang sendiri, Dede Sunandar pun mencoba untuk membahagiakan kedua orangtuanya.
Beberapa waktu lalu, Dede akhirnya berhasil mewujudkan salah satu impiannya yakni mengajak sang ibu pergi umroh. Meskipun ayahnya tidak ikut ibadah umrah, Dede merasa senang karena salah satu impiannya telah tercapai.
Setelah itu, Dede masih punya satu mimpi lagi untuk membahagiakan orangtua. Sang Ibu pernah berkata akan sangat senang jika dapat melihat Dede memiliki rumah sendiri. Hal itu hingga saat ini masih diusahakan oleh Dede.
"Tinggal satu lagi, mama pernah bilang sebelum mama meninggal dia pengin lihat Dede punya rumah. Itu doang sih. Sampai sekarang masih kepikiran tuh karena istri kalau diajak tinggal di luar Jakarta agak sulit, jadi masih mencari untuk beli rumah di Jakarta," ucapnya.
Kendala seperti ini sangat wajar terjadi bagi mereka yang hidup di Jakarta. Harga sebuah hunian di Jakarta sudah sangat tinggi. Alternatif satu-satunya yang bisa dilakukan oleh masyarakat Jakarta adalah membeli rumah di pinggiran Jakarta agar tetap memiliki akses yang tidak begitu jauh saat ada pekerjaan.
Jadi panutan
Setiap orang pasti memiliki momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Entah itu dari hal kecil atau sepele namun kebahagiaan itu tercipta begitu saja dan bahkan membekas di ingatan.
Seorang Dede Sunandar pun memiliki momen paling membahagiakan dalam hidupnya. Saat berbincang bersama Okezone, Dede mengatakan bahwa momen tersebut adalah ketika pertama kali masuk televisi.
Alasannya sangat sederhana, Dede yang berasal dari kampung dan identik dengan status bandel di sekolah, mampu membuktikan kepada warga di kampungnya bisa sukses juga.
Kebanggan jelas terlihat dari raut wajahnya ketika beberapa guru atau orang yang mengenalnya saat di sekolah menjadikannya sebagai motovasi tersendiri untuk mencapai kesuksesan. Jika disimpulkan, tak ada momen yang bisa menandingi kebahagiaan Dede setelah pertama kali masuk televisi.
"Pas pertama kali masuk tv, orang kampung tuh enggak nyangka. Ibaratnya saya di kampung tuh bandel, gak punya ijazah, sekolah tiga tahun gak punya raport. Sampai sekarang yang di sekolah pun masih suka gini, "noh kayak si Dede, jangan diambil yang jeleknya, tiru yang bagusnya." Dede jadi motivasi buat teman-teman sekolah di Ciamis sih," kata Dede dengan bangga.
(fik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar