Kamis, 13 April 2017

Kisah Pengayuh Becak yang Tersisih Zaman

TAMAN SARI - Jasa ojek sepeda onthel Kota Tua, hingga saat ini masih ada peminatnya. Meski terbilang tidak terlalu banyak diminati, para pengendara ojek sepeda onthel punya strategi agar tetap bertahan di era modern.

Starategi ini membuat pengendara ojek onthel lebih memberikan variasi terhadap tarif dan fungsi jasa ojek sepeda onthel di Kota Tua, Jakarta Barat. Apalagi, saat ini tarif disesuaikan dengan fungsi pemakaian jasanya. Seperti pemakaian untuk mengantar rombongan wisatawan yang berkunjung di Kota Tua.

"Kalau dulu, tahun 1990-an saya buka harga hanya Rp 100 untuk mengantar paling jauh ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Paling banyak saya hanya dapat Rp 7 ribu waktu itu. Dulu kan, di sini masih belum tertata seperti sekarang," kata salah satu anggota Paguyuban Onthel Wisata Kota Tua, AH Masrukhi kepada infonitas.com, di Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (11/4/2017).

Tentunya, tarif tersebut sangat berbeda dengan harga jasa ojek sepeda onthel saat ini. Karena mininmnya penumpang,  jasa ojek sepeda onthel tarif naik dari Rp 10 ribu hingga Rp 65 ribu. Itu tergantung jarak tempuhnya.

Sementara soal fungsi, para ojek sepada onthel Kota Tua agar tetap bertahan hidup, ia lebih memberikan jasa dengan masuk ke dalam paket wisata Kota Tua. Mereka menerima jasa antar rombongan wisatawan untuk mengantar keliling kawasan Kota Tua sampai Pelabuhan Sunda Kelapa.

"Kami menerima jasa paket antar wisatawan. Itu tergantung waktu, biasanya Rp 65 ribu selama 2 jam per orang. Tarifnya bisa berubah kalau lebih dari 5 orang yang menyewa. Kalau sama paguyuba, langsung saja datangi salah satu anggota kami di area Taman (museum) Fatahillah," katanya.

Perbedaan Kelompok

Jasa ojek sepeda onthel di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, rupanya diramaikan oleh beberapa suku di Indonesia. Menurut salah satu pengendara ojek sepeda onthel, Suparna mengatakan, perbedaan asal daerah menjadi faktor tidak adanya organisasi ojek sepeda onthel di Kota Tua.

"Kalau di sini tidak ada organisasinya atau persatuannya. Karena di sini yang mangkal, orangnya beda daerahnya. Ada yang dari Jawa Tengah, Serang, dan Madura. Kalau kami dari Jawa Tengah memang buat perkumpulan sendiri," ujar Suparna di depan Stasiun Jakarta Kota kepada infonitas.com.

Dari penyisiran infonitas.com, jasa ojek sepeda onthel di Kota Tua lebih banyak ditekuni oleh pengendara asal Jawa Tengah. Bahkan, itu juga diakui pengendara ojek sepeda onthel lainnya yang berada di Kota Tua.

"Kami biasa mangkalnya di depan stasiun, Bank Mandiri, sama di depan pintu masuk Kota Tua. Kami juga ada sebagian, ada yang masuk menjadi anggota paguyuban Kota Tua. Kan itu beda, bedanya kami mangkal di pinggir jalan, kalau paguyuban tidak," lanjutnya.

Suparna berharap, keberadaan ojek sepeda onthel di Kota Tua tetap dijaga oleh pemerintah. Hal ini untuk menjaga kearifan budaya yang ada di Kota Tua.

"Memang kan, ojek onthel ini adanya di sini sama di Tanjung Priok. Harusnya kami diperhatikan sama pemerintah," pungkasnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search