Senin, 17 April 2017

Kisah Pertapa Cari Ketenangan: Mbah Fanani Sampai Nenek Sitiani

Jakarta - Kisah para pertapa ini membuat heboh. Mbah Fanani, Mbah Sitiani dan Mbah Kijem puluhan tahun bertapa di tenda, 'istana' gua, dan hutan demi mencari ketenangan.

Terhangat, kisah Mbah Fanani yang telah 20 tahun bertapa di pinggir jalan Dieng, Wonosobo itu membuat geger masyarakat. Mbah Fanani hilang dari tempat pertapaannya setelah dijemput paksa belasan orang pada Rabu 12 April 2017. Ternyata pertapa itu kini berada di Indramayu. Dia dipindahkan oleh sekelompok orang dari Dieng karena diminta Abah Rojab.

Selain Mbah Fanani, ada kisah nenek pertapa yang juga membuat geger. Mbah Sitiani memilih bertapa di dalam hutan kecil nan rimbun di Situbondo, Jawa Timur. Sitiani mengaku bertapa karena hendak mensucikan diri lantaran ingin menjaga wali dan umat. Mbah Sitiani ingin bertapa selama 30 hari atas perintah alam semesta. Nenek Sitiani bahkan juga menyebut bumi dan laut dengan istilah 'Yang', serta langit dan matahari dengan istilah 'Papi'. Dia juga mengaku tidak akan pulang ke rumahnya setelah selesai bertapa.

Ada juga Mbah Kijem yang demi tujuan spriritual dia memilih tinggal di dalam Gua Langse di Kabupaten Gunungkidul selama 48 tahun. Bagi Kijem, terjal dan curamnya perjalanan menuju Gua Langse bukan menjadi hambatan baginya untuk tetap tinggal di sini. "Hati saya rasanya tentram di sini. Sudah tidak ingin pulang lagi ke rumah Solo," tutur Kijem.

Berikut kisah para pertapa tua:

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search