Kamis, 13 April 2017

Kisah Pilu Si Penjual Es Potong di Tanah Abang

TANAH ABANG – Trimo, seorang penjual es potong keliling di kawasan Tanah Abang, tak gentar menjajakkan jualannya walau di terik matahari juga dinginnya angin malam. Pria yang berusia 66 tahun itu secara telaten meladeni setiap pembelinya, walau sendu matanya tersorot.

"Masih untung ada kerjaan, meski penghasilannya juga gak banyak mencukupi kebutuhan kehidupan aku, istri, sama anak," ungkap Trimo sambil tersenyum kepada infonitas, Kamis (13/4/2017)

Pria yang tinggal di kawasan Kampung Rambutan itu, telah menjalani hidup sebagai penjual es potong selama kurang lebih sembilan tahun lamanya. Awalnya, kata Trimo, ia memulai bersama sang kakak. Akan tetapi, untung tak kunjung didapat yang ada hanya lelah serta perih.

Tapi, Trimo sebagai kepala keluarga  yang memiliki enam orang anak, tak mampu untuk berkeluh kesah, "Ya, mau gimana lagi. Buka usaha lain tak punya modal. Ini masih untung ada kerjaan, meski penghasilannya juga gak banyak yang penting cukup," ungkapnya lebih lanjut.

Baca juga : Liburan Ke Puncak Akhir Pekan Ini? Coba Pikir-Pikir Lagi

Jarak yang ditempuh lewat kayuhan gerobak es potongnya pun tak terhitung. Berangkat sejak pukul 06.30 WIB, ia pun akan berada di jalanan hingga malam menyapa,"Saya biasa pulang jam 20.30 WIB dan saya muter-muter sampai tempat terakhir ya di Tanah Abang," katanya.

Istirahat dilakukan Trimo hanya kurang dari 10 menit, guna meregangkan otot-ototnya yang kian hari semakin kaku termakan usia. Akan tetapi, semua tetap dilakoni Trimo, dengan rasa syukur. Mengenai penghasilan, ia tidak bisa memprediksi karena tergantung dengan cuaca.

"kalau terik bisa Rp 100.000. Kalau hujan paling dapat Rp 30.000 saja," tuturnya.  Hasilnya, tak jarang Trimo kerap kali berutang ke warung untuk kehidupan sehari-hari keluarganya, jika jualan es potongnya tidak laku.

Keadaan tersebut tetap membuat Trimo  bertahan hingga detik ini. Trimo mengakui ada satu hal yang menguatkan hidupnya dan tak patah semangat,"Saya bertahan karena cintaku sama keluarga. Aku harus berjuang hebat untuk keluargaku yang menjadi penguat ku. Terutama saya tulang punggung satu-satunya bagi keluarga," tutupnya dengan senyum.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search