Lantas, bagaimana novel-novel romantis ini ditulis? Apa saja formula rahasia yang digunakan untuk dapat mengembangkan dan menyusun cerita hingga sedemikian rupa dan dicintai oleh pembaca? Inilah beberapa trik yang dibeberkan oleh beberapa penulis kisah romantis dalam menciptakan karya-karyanya.
1. Datangnya Inspirasi Tak Terduga
Stephenie Meyer, penulis novel Twilight mendapatkan ide cerita lewat mimpinya. Dalam sesi wawancara bersama Oprah Winfrey, ia pernah mengungkapkan bahwa suatu malam ia bermimpi tentang dua orang remaja yang berdiri di rumput dan disinari oleh cahaya matahari.
Dalam mimpi itu, ia melihat si lelaki begitu bercahaya dan si perempuan adalah gadis biasa. Si lelaki seakan mengatakan betapa ia peduli terhadap perempuan itu tapi di saat bersamaan juga ingin memangsanya. Mimpi inilah yang kemudian menginspirasi Stepehnie Meyer dalam menciptakan tokoh Edward-Bella.
Intinya, inspirasi datangnya bisa kapan saja, bahkan di situasi yang paling tidak terduga. Maka dari itu, seabstrak apapun inspirasi dan ide yang kamu pikirkan, jangan ragu untuk segera tuangkan.
2. Peka Terhadap Sekeliling
Jika ide tak kunjung datang, jangan menunggu terlalu lama. Inspirasi juga bisa datang jika kita meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Menjadikan pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain bisa dijadikan ide alternatif percintaan yang menarik.
Nicholas Sparks mengungkapkan bahwa ia sering memasukkan elemen medis ke dalam novelnya karena ia begitu dekat dengan dunia itu. Ketika berusia 23, ibu Sparks mengalami kecelakaan, kemudian disusul saudara perempuannya mengalami tumor otak, bahkan anaknya, Ryan didiagnosis menderita autisme. Ia mudah menuangkan hal-hal medis karena ia sudah mengalamninya.
Asma Nadia, seorang penulis noverl bernafaskan islam juga mengungkapkan bahwa ia mendapatkan ide untuk novel "Assalamualaikum Beijing", karena ketika ia berkunjunng ke china ada seorang tour guide pria yang mengucapka kalimat "It's Remind me of Ashima".
Berkat kalimat itu Asma Nadia melakukan pendalaman dan mempelajari Ashima, kemudian mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah novel.
3. Aturan Ending Cerita
Pada umumnya, novel romantis tidak dapat dikatakan sebagai novel romantis jika tidak berakhir bahagia atau sering disebut sebagai ending Happily Ever After. Kebanyakan pembaca juga berharap bahwa tokoh dalam novel yang dikisahkan bisa berakhir dengan bahagia. Namun menurut Nicholas Sparks, tak selamanya ending cerita cinta harus berakhir bahagia. Akhir yang penuh tragedi bisa membuktikan bahwa cinta begitu hebatnya.
"All great love stories, by defiition, have to end it tragedy. The greater the love, the greater the tragedy when one of them dies." begitu katanya.
4. Tragedi Romeo – Juliet
Saat membaca kisah romantis, kita seringkali dihadapkan dengan cerita romantis yang menggunakan plot Romeo dan Juliet. Misalnya kisah cinta yang dirahasiakan, ditentang, kisah cinta dalam perbedaan juga kisah cinta yang berakhir tragis. Formula cerita ini walaupun sering digunakan, tapi masih banyak digemari oleh banyak pembaca.
5. Gunakan Sudut Pandang Pembaca
Dalam membuat suatu karya, kita harus menempatkan diri melalui sudut pandang membaca. Bertanya-tanya kisah cinta seperti apakah yang kira-kira dapat diterima dan akan disukai oleh kebanyakan orang? Mungkin bisa dimulai dengan menanyakan keinginan sendiri sebagai seorang pembaca, atau bertanya pendapat kepada orang-orang terdekat.
Jika kegemaranmu membaca membuatmu terdorong untuk berkarya, maka berkaryalah sekarang juga! Tips dan trik apapun yang dipelajari takkan berarti jika kita tak segera mulai menulis dan mempraktekan semua formula rahasia yang sudah dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar