Selasa, 16 Mei 2017

5 Kisah Hantu dan Legenda Mistis Perang Dunia

Nazi konon memburu sejumlah artefak, untuk dijadikan jimat demi memenangkan perang dan memastikan kejayaan.

Komandan pasukan khusus SS, Heinrich Himmler memimpin tim arkeolog yang diterjunkan dalam misi merebut sejumlah artefak, salah satunya Tombak Takdir (Spear of Destiny), yang dipakai seorang serdadu Romawi, Longinus, untuk menusuk lambung Yesus Kristus saat disalib.

Hitler juga bernafsu mencuri Shroud of Turin atau kain kafan Turin -- pernah membungkus jasad Yesus setelah wafat disalib.

Kain kafan Turin (Wikipedia)

Bos Nazi itu membuat skenario pencurian -- setelah kunjungannya ke Italia pada 1938. Untungnya aksinya itu digagalkan aksi berani beberapa rahib Benedictine.

Meski antek-antek Hitler menemukan lokasi rahasia penyimpanan relik suci itu. Namun tangan mereka tak bisa menyentuh kain kafan Turin. Sebab, sekelompok biarawan mengelilingi altar tempat kain keramat tersebut tersimpan. Demikian dilaporkan kantor berita Italia, ANSA.

Pada 1999, seorang mantan anggota Angkatan Laut AS membaca sebuah buku tentang perburuan artefak oleh Nazi.

Buku itu ia pinjam dari seorang temannya. Malam itu, kejadian aneh menimpanya.

Ia yang kala itu masih jadi prajurit meletakkan buku di bawah bantalnya dan tertidur. Kemudian, ia dia terbangun dan merasa mendengar suara langkah kaki berat berjalan di antara ranjang-ranjang barak.

Begitu langkah kaki melewatinya, "...tiba-tiba, tirai kompartemenku mengayun ke arahku. Aku tak bisa menggambarkan rasa dingin yang menyertainya," kata dia.

Angin itu sungguh dingin -- rasa beku yang tak pernah ia rasakan sepanjang hidup. Sang prajurit Amencoba berteriak saat dingin terasa menusuk tubuhnya sampai ke intinya. "Seperti sepuluh juta jarum beku menusukku sekaligus. Itu benar-benar tak terlukiskan."
 
Dia kemudian mendengar langkah kaki melewatinya lagi, dan tirai kompartemen tidurnya terbuka dan tertutup. Semuanya kembali normal.

Esok harinya, ia mengembalikan buku itu ke temannya dan menceritakan apa yang terjadi. Rekannya menertawakannya, tapi beberapa minggu kemudian, dia mengalami hal yang sama.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search