AFP menulis Marlina the Murderer in Four Acts adalah 'langka'. Dan beberapa kritikus menggambarkan film tersebut sebagai film 'permata' yang menyenangkan dengan gambar elok dan memberikan citra baik dalam ajang film tersebut.
"Ini tidak seperti film yang pernah Anda saksikan sebelumnya," tulis AFP.
Marlina the Murderer in Four Acts karya Mouly Surya itu menceritakan kisah Marsha Timothy menjadi sosok Marlina yang seorang janda dan harus melawan perampok.
Marlina tinggal sendirian di sebuah bukit di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Suatu kali, pria bernama Markus dan kelompotannya mencoba merampok Marlina.
Namun dengan penuh keberanian, Marlina membunuh Markus demi mempertahankan diri. Akan tetapi masalah belum selesai, Marlina ternyata dibayangi oleh sosok Markus yang kemudian mengubah hidupnya 180 derajat.
"Tidak terlalu banyak film yang menceritakan pahlawan wanita yang menghabiskan sebagian besar waktunya bepergian dengan bus dan menunggang kuda dengan beberapa kepala di dalam tasnya dan dipuji karena kehalusan mereka membuat hal tersebut," ulas AFP.
Mouly Surya yang diwawancarai setelah pemutaran perdana film tersebut mengungkapkan 'kebrutalan' halus ala Indonesia adalah kunci dari film tersebut.
"Itu tidak secara langsung di hadapan Anda. Itu bukan cara Asia atau Indonesia," kata Mouly. "Kami tidak seperti orang Amerika atau Eropa, kami suka melakukan sesuatu secara tersirat dan halus,"
"Di Sumba yang banyak orang membawa pedang, perampok datang dan memperingatkan Anda sehari sebelumnya bahwa mereka akan merampok rumah Anda. Itu tradisi dan dipandang sopan,"
Keputusan Mouly menayangkan kontur geografi Sumba membawa decak kagum di Cannes. Para penonton di Negeri Parfum itu terpesona akan panorama Sumba yang cenderung berbeda dibandingkan sisi Indonesia lainnya.
Ditemui di Jakarta pada Maret lalu, Mouly mengatakan bahwa film tersebut mendapatkan banyak bantuan dari Perancis dan produser dari negara tersebut, Isabelle Galchant.
"Saya kerjakan ini sudah dua tahun lamanya, melihat pasar film awalnya saya ke festival di Tokyo dan Busan," kata Mouly yang kemudian bertemu tidak sengaja dengan Glachant suatu hari dan mendapatkan ide dari produser tersebut. (end)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar