Alam indah, masyarakat yang hidup sejahtera menjadi alasan Norwegia dinobatkan jadi negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Dengan kebijakan pemerintah untuk membuka pintu bagi imigran, membuat kehidupan di Norwegia terutama Oslo semakin beragam.
Dari sinilah Islam menyentuh warga Norwegia dan menggeliat jumlahnya dari hari ke hari. Dan mereka bisa menjalani hidup nyaman dan bahagia di Norwegia
Sebagai destinasi wisata, Norwegia memang tidak sepopuler negara-negara di belahan Eropa lainnya seperti Prancis, Spanyol atau Italia. Padahal, Norwegia menyimpan pesona yang sangat menarik.
Selain dilingkari alam yang sangat indah, ikan salmon menjadi daya tarik lainnya. Negara ini merupakan pengekspor salmon terbesar dunia. Tentu saja, kita mudah menjumpai olahan Salmon, di berbagai tempat di Norwegia.
Bagi para pelancong muslim, tidak perlu khawatir. Karena Oslo ibukota Norwegia adalah rumah yang ramah bagi muslim.
Ada 150 ribu muslim di antara 5 juta warga Kerajaan Nordik ini. Bahkan di Oslo kita juga bisa menemukan surga bagi para muslim yang disebut Gronland.
Banyaknya pendatang muslim yang datang dan berdiam di Norwegia berimbas pada tumbuhnya beragam fasilitas pendukung syariat Islam.
Selain itu, rumah makan dan supermarket halal banyak tersedia. Sehingga muslim mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pintu yang terbuka lebar bagi pendatang muslim dan luasnya toleransi membuat Islam tumbuh subur di negara kaya ini. Ini pula yang membuka mata warga Norwegia akan keberadaan Islam.
Salah satu yang tersentuh hidayah Allah adalah Maryam Trine Skogen. Ia mengenal Islam pertama kali dari teman-teman muslim di sekolahnya ketika masih remaja. Hingga ketika hidupnya tenggelam dalam keterpurukan, hatinya tersentuh Islam.
Foto: Maryam, muslimah Norwegia yang mendapatkan hidayah kala sakit parah (Kuncoro/TRANS7) |
"Tahun 2004, aku sakit parah, Dokter tidak bisa mendiagnosa penyakitku. Aku sangat lemah, bahkan untuk membaca surat kabar saja tidak sanggup. Selama 1,5 tahun aku menderita, dan mulai menyadari betapa singkat hidupku di dunia. Teman-temanku meninggalkanku. Aku tidak punya uang karena tidak bisa bekerja. Hanya teman-teman muslimku yang masih bertahan. Dari situ kehangatan Islam mulai menyentuhku dan aku terus belajar untuk tahu lebih dalam tentang Islam. Hingga akhirnya mengucap syahadat," paparnya.
Sayang, kebahagiaan ini hanya bisa ia rasakan sendiri. Sang Ibunda sampai saat ini belum bisa memahami keputusannya menjadi seorang muslim.
"Selama 8 tahun aku tidak bicara dengan ayahku karena ia sangat menentang keputusanku. Mereka hanya tahu Islam dari media, tanpa tahu Islam yang sesungguhnya. Menurut mereka, Islam bukan untuk orang Norwegia seperti kami. Mereka menganggapku mengkhianati negaraku," ungkapnya.
Foto: Maryam bersama sang suami (Kuncoro/TRANS7) |
Meski tidak ada restu dari keluarga, namun tidak ada yang mampu menghalangi Maryam untuk memilih jalan spiritualnya. Perempuan yang pernah bekerja menjadi sipir penjara ini, kini aktif di Masjid Rabita di Oslo. Ia juga membuat blog untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang Islam kepada mualaf lain.
Kawasan Gronland memang menjadi oase bagi muslim Oslo. Berbagai kebutuhan sehari-hari bagi para muslim, tersedia lengkap di sini. Dari makanan hingga hijab, semua ada.
Salah satu yang menjadi favorit Maryam adalah hijab huis atau rumah hijab. Banyaknya imigran muslim, membuat hijab bukanlah sesuatu yang aneh di Oslo. Maryam pun, bisa mengenakan hijab dengan nyaman di sini. Selain menjual hijab dalam ragam bentuk, toko ini juga menjual baju muslim dengan berbagai model.
Alhamdulillah, meski masih menjadi minoritas, muslim bisa hidup dengan nyaman di Oslo, Norwegia.
Saksikan kisah lengkap kisah Maryam asal Norwegia dalam program "Jazirah Islam" di TRANS 7, pada 25 Mei 2017, pukul 15.15 WIB.
(ega/nwk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar