Senin, 29 Mei 2017

Kisah Patma, Anak Petani Mantan Pengamen Finalis Sunsilk Hijab Hunt 2017

Jakarta - Sunsilk Hijab Hunt 2017 sudah menentukan sepuluh hijabers terbaik yang melaju ke babak final. Salah satunya Patmawati Dalimunthe, finalis Sunsilk Hijab Hunt 2017 asal Medan, Sumatera Utara. Wanita berparas manis dengan sapaan akrab Patma ini merasa senang bisa terpilih sebagai salah satu finalis. Ia tidak menyangka karena dirinya saat audisi tidak lolos sebagai juara favorit.

Selain merasa senang, ia juga mengaku minder dengan finalis lain dengan bakat mumpuni dan sudah sering berprestasi di mana-mana. Wanita 22 tahun ini merasa serba kekurangan melihat bakat peserta lain.

"Sampai saat ini merasa minder karena aku nggak pernah menjadi juara apa pun, sedangkan yang lain bagus-bagus banget. Belum lagi mereka kan lebih dari aku, kadang suka nggak nyambung karena handphone-ku masih jadul banget, nggak ada kamera depan, tapi aku tetap semangat mencoba memberikan yang terbaik," ujar Patma ketika mencurahkan isi hatinya dengan Wolipop di lokasi karantina, Hotel Diradja, Tendean, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2017).

Kisah Patma, Anak Petani Mantan Pengamen Finalis Sunsilk Hijab Hunt 2017Foto: Arina Yulistara

Berkisah kepada Wolipop, Patma mengaku pernah menjadi pengamen demi membantu orangtua yang bekerja sebagai petani. Pekerjaan tersebut dilakoni ketika masih masuk kuliah semester 3 di Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara. Patma terpaksa mengamen seminggu dua kali untuk membantu orangtua membayar kuliahnya. Ia mengatakan sehari bisa mendapat Rp 20 ribu sampai Rp 120 ribu. Patma biasa mengamen di depan rumah makan atau rumah sakit.

Dengan mengamen, ia bisa mengirimkan bantuan uang untuk orangtua dan tambahan kuliah. Tidak hanya itu, terkadang Patma juga suka jualan makanan di kampus untuk tambahan uang jajan. Hijabers asal Rantau Prapat itu juga bercerita pernah menyanyi di kafe. Namun setelah berhijab sekitar satu setengah tahun lalu, Patma memilih berhenti sebagai penyanyi kafe. Menurutnya setelah berhijab akan kurang pantas dilihat orang bila sering pulang malam.

Selain itu, Patma mengaku sempat sakit yang membuatnya tidak boleh kelelahan. Wanita 22 tahun ini mengatakan kalau ia pernah terserang penyakit di mana pembuluh darah di belakang kepala tidak mengalir ke otak. Hal tersebut membuatnya lupa nama orang, nama tempat, hingga ada beberapa bagian tubuh yang sulit digerakkan.

Patma mengaku sedih saat terserang penyakit tersebut karena ia tidak bisa lagi membantu orangtuanya mencari uang. Namun ia tak berputus asa, ketika keadaannya sedang buruk Patma memilih untuk menghapal juz-juz dalam Al Quran.

"Ketika kita menghapal Al Quran maka kita akan dibantu sama Allah, dilancarkan urusannya, rezekinya, semoga ini bisa membantu orangtua, semoga kita bisa berkumpul di akherat nanti," kata wanita dengan bakat menyanyi sambil main gitar itu.

Kini setelah berobat jalan ke Riau karena ia mengaku tak sanggup membayar biaya rumah sakit, Patma akhirnya diberikan kesembuhan. Ia mengaku bersyukur karena bisa diberi kesehatan sampai sekarang.

Perjalanannya bisa sampai di Jakarta saat ini juga sangat disyukurinya. Ia masih memiliki tante yang baik untuk membantu segala kebutuhannya. Untuk persiapan jelang malam final yang berlangsung pada Minggu (4/5/2017), Patma tak memiliki ritual khusus yang penting sehat dan selalu berdoa. Seandainya ia keluar sebagai pemenang maka hadiah akan diberikan untuk keluarganya.

"Banyak doa yang penting. Waktu beli baju dan sepatu mau ke sini aku minta doa juga sama penjualnya, nggak usah vote nggak apa-apa yang penting doanya karena jalan hidup kita Allah yang mengatur. Aku kan juga gampang kelelahan jadi ya harus jaga kesehatan selagi ada waktu langsung tidur. Aku nggak mikir bisa menang, tapi kalau seandainya menang mau aku persembahkan untuk kedua orangtua dan kuliahin adik," tambahnya. (ays/ays)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search