ROZA Georgiyevna Shanina mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama yang bergabung dalam militer di masa Perang Dunia II. Ia juga kemudian mengukuhkan namanya sebagai seorang sniper atau penembak jitu yang berhasil mendapat lencana kehormatan.
Shanina juga menjadi prajurit perempuan pertama dari pasukan Belorussian Front 3 yang mendapatkan lencana kehormatan bagi warga Uni Soviet atau Order of Glory. Dalam peperangan Vilnius, Shanina berhasil menembak mati 59 orang dari jarak jauh yang 12 di antaranya merupakan tentara.
BERITA REKOMENDASI
Akurasi menembak Shanina sebagai seorang sniper mendapat banyak pujian. Koran asal Kanada, Canadian Newspaper, pada 1944 mendeskripsikan Shanina sebagai 'the unseen terror of East Prussia' atau teror dari Prusia yang tak terlihat. Perempuan itu bahkan mampu memukul personel musuh dengan membuat doublet atau dua sasaran tembak.
Roza Georgiyevna Shanina lahir di Yedma yaitu sebuah permukiman orang Rusia di Arkhangelsk Oblast 1924. Gigih dalam menempuh pendidikan, Shanina diketahui berjalan sejauh 13 kilometer (km) setiap harinya untuk ke sekolah. Di masa itu, belum terdapat alat transportasi publik untuk menunjang pendidikan Shanina.
Sebagai seorang perempuan, Shaninadianggap tidak membutuhkan pendidikan tinggi. Namun, meski melawan keinginan orangtuanya, Shanina nekat pergi sekira 200 km dan melintasi taiga atau hutan agar bisa berkuliah di Arkhangelsk. Ia tiba di kota tersebut tanpa memiliki barang berharga dan hanya membawa sedikit uang.
Pada awalnya, Shanina hidup bersama saudara laki-lakinya Fyodor. Tapi tak lama kemudian, ia pindah untuk tinggal di asrama kampus. Setelah menjalani pendidikan selama dua tahun, kampus tempatnya belajar mulai memperkenalkan sistem biaya di asrama. Sadar dirinya tak memiliki cukup uang, Shanina kemudian mencari pekerjaan sambilan di sebuah taman kanak-kanak yang memberinya fasilitas tempat tinggal gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar