Senin, 19 Juni 2017

Gunakan Media Sosial dengan Bijak

Bandung, CNN Indonesia -- Media sosial merupakan media daring dimana para penggunanya dapat dengan mudah berintraksi satu sama lain dan saling berbagi informasi. Dewasa ini pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat. Menurut data dari wearesocial.com pengguna aktif media sosial di Indonesia selama setahun (Januari 2016-Januari 2017) meningkat 34 persen.

Semantara itu berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai November 2016 pengguna internet Indonesia yang mengakses media sosial telah menyentuh angka 129,2 juta pengguna.

Pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia berbanding lurus dengan pertumbuhan informasi yang disajikan di media sosial. Dengan sekali sentuh, informasi yang kita inginkan akan langsung tersaji di layar.

Pertumbuhan pengguna media sosial juga menyebabkan arus informasi menjadi lebih cepat tersebar. Namun derasnya arus informasi tidak diimbangi dengan kehadiran "penyaring" informasi yang kuat. Hoax yang merajalela menjadi bukti lemahnya proteksi arus informasi.

Literasi informasi bisa menjadi cara untuk memproteksi arus informasi. Wina Erwina, Dosen Ilmu Perpusatakaan Universitas Padjadjaran (Unpad) mengatakan, "Literasi informasi merupakan tindakan pencegahan dalam menghadapi hoax."

Mantan Kepala UPT Perpustakaan Unpad ini juga mengatakan, selain belum adanya proteksi, informasi hoax juga disebabkan oleh rendahnya minat baca. "Sebenarnya membaca bukan hanya sekedar membaca, tetapi menimbulkan sikap menelaah, menggali dan kritis," tambahnya.

Wina mengatakan, kurangnya pembiasaan, akses yang sulit, dan mahalnya harga buku menjadi salah satu penyebab rendahnya minat baca di Indonesia.

Sebenarnya, pemerintah Indonesia melalui Perpustakan Nasional Republik Indonesia sudah melunjurkan aplikasi Ipusnas, yaitu aplikasi perpustakan digital. Dalam aplikasi tersebut tersedia ribuan buku yang dapat dibaca dengan gratis. Namun menurut dosen yang kajiannya berfokus pada literiasi informasi dan minat baca ini, perpustakaan digital belum cukup untuk mengatasi rendahnya minat baca di Indonesia.

"Perpustakaan digital hanya sebagai alih bentuk. Beberapa bagian dapat dipenuhi oleh digital, tetapi belum meratanya akses internet di Indonesia juga menjadi penghambat baru," ujarnya.

Sementara itu untuk menguatkan literasi informasi di Indonesia, ia menyarankan untuk dijadikan program terencana baik dalam pendidikan formal maupun informal. "Sejak dini dikenalkan mengenai konsep literasi informasi, berkesinambungan dan makin mendalam sesuai dengan jenjang pendidikan," tutupnya.

Kekuatan Media Sosial

Tidak selamanya media sosial berisi hal-hal negatif. Jika digunakan dengan bijak, media sosial mampu memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Abdul Rauf, kakek penjual nasi uduk di Rawamangun, Jakarta Timur menjadi saksi sekaligus orang yang merasakan "kekuatan" dari media sosial yang digunakan dengan bijak.

Saat itu seorang pengguna internet bernama Hafizah Sari mengunggah foto Abdul Rauf yang tertidur di tenda warung nasi uduk miliknya. Kakek penjual nasi uduk itu tertidur karena terlalu lama menunggu pembeli yang tak kunjung datang.

Seketika foto yang diunggah Hafizah viral, banyak pengguna internet yang membicarakan kakek tersebut. Tanpa disangka warung nasi uduk Abdul Rauf mendadak menjadi ramai pembeli.

Kisah serupa pernah dialami oleh Saleh, tukang ojek pangkalan yang mendadak ramai penumpang setelah seorang karyawan swasta menceritakan pengalamannya menggunakan jasa ojek Saleh.

Masih banyak kisah serupa lainnya, seperti kisah ibu Saeni yang mendapat banyak sumbangan setelah video penggusuran warungnya tersebar di internet. Lalu ada kisah lunasnya Masjid Chiba, Jepang, setelah penggalangan dana untuk pelunasan masjid tersebar di media sosial.

Sebagai sebuah media baru dalam komunikasi, media sosial muncul seperti zat yang memiliki bentuk sesuai kehendak pemiliknya. Jika digunakan dengan bijak, media sosial akan menjadi madu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Sebaliknya, saat digunakan dengan tidak bijak, media sosial akan menjadi racun, berbahaya, dan mematikan. (ded/ded)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search