Merdeka.com - Jailan (57), pria paruh baya itu terlihat begitu tegar meski rumah tinggalnya di Jalan Gerilya Gang Menanti RT 110, Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (22/6) dini hari tadi hangus terbakar. Dia masih lugas bercerita tentang peristiwa itu.
Merdeka.com menemui Jailan sekira pukul 14.05 Wita tadi. Jalan menuju lokasi, memasuki permukiman padat hingga gang sempit. Terlihat memar di bagian wajah pria paruh baya itu, dan juga luka bakar di lengan kirinya yang masih berbalut pasta gigi.
Jailan terlihat serius namun tetap ramah. Kaos berkerah yang dia kenakan sejak peristiwa kebakaran itu masih dikenakannya.
"Awalnya saya pulang pengajian kecil dari rumah tetangga. Saya pulang jam 3 sampai rumah, itu kan sudah masuk waktu sahur," kata Jailan, saat berbincang bersama merdeka.com.
Jailan pun pergi ke dapur, mengambil 2 potong kue sisa buka puasa, yang masih ada di meja makannya. Belum sampai 30 menit kemudian, dia pun mencium aroma hangus yang cukup menyengat.
"Sekira jam 3.20 tadi ya. Begitu selesai makan kue, saya cium bau gosong. Begitu buka pintu rumah, kepulan api menyambar rumah saya. Kena di wajah dan tangan kiri saya. Syukurlah saya selamat," ujar Jailan.
"Saya langsung bangunkan istri dan dua anak saya, bangunkan tetangga satu persatu. Apinya memang sangat cepat membesar" tambahnya.
Jailan menduga, kepulan asap dan sambaran api yang dia lihat berasal dari rumah kosong, yang memang sejak lama tak pernah ditinggali. "Tidak, tidak ada suara ledakan yang saya dengar. Mungkin ya, karena korsleting listrik," sebut Jailan.
Nasi sudah menjadi bubur. Peristiwa itu, diterima Jailan dengan lapang dada. "Kalau istri saya, saya ungsikan sementara dengan anak perempuan saya di rumah adik istri saya. Kalau saya dengan anak laki-laki saya, sembarang saja mau tidur di mana," ungkapnya.
"Musibah ini sudah kehendak-Nya. Kalau ada rezeki, saya mungkin bangun dan perbaiki lagi. Tentunya kejadian ini sebagai pengingat kita sebagai manusia. Allah mengingatkan kita," kata Jailan.
Demikian dengan dengan Qodri (20), warga lainnya yang juga jadi korban kebakaran. Qodri, saat itu baru saja usai santap sahur. "Iya, sekitar jam 3.20-an. Saya baru habis sahur. Langsung saya dengar teriak-teriak kebakaran," kata Qodri.
Data kantor kecamatan Sungai Pinang menyebutkan, akibat peristiwa itu,12 KK atau sekitar 40 jiwa kehilangan tempat tinggal, setelah 4 rumah tinggal dan 10 pintu bangsalan hangus terbakar. Api yang berkobar dari pukul 03.10 Wita dini hari, dipadamkan hampir 2 jam kemudian. Tidak ada korban dari peristiwa itu. [noe]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar