Minggu, 04 Juni 2017

KISAH Sofyan Polisi Jadi Teroris Lalu Dipenjara dan Tobat malah Dianggap Murtad

TRIBUNJATENG.COM - Pemerintah terus melakukan program deradikalisasi bagi mantan teroris. Namun ternyata di balik itu, masyarakat masih enggan menerima para mantan teroris.

Dulu, Sofyan adalah anggota Brimob Polri dan pernah bertugas di Aceh. Kemudian menjadi bagian dari Jaringan Terorisme Al Qaeda dan sempat menjalani pidana penjara selama beberapa tahun.

Meninggalkan dunia terorisme bukanlah hal mudah bagi pria bernama lengkap Sofyan Tsauri. Ia mengaku pernah mendapat dua ancaman yang membahayakan nyawanya karena memilih bertobat.

"Dua kali diracun di dalam sel penjara. Di LP Cipinang itu diracun dari makanan oleh mereka. Tapi alhamdulilah (selamat)," kata Sofyan saat ditemui usai diskusi bertajuk 'Membedah Revisi Undang-Undang Terorisme' di Cikini, Jakarta, Sabtu (5/3).

Menurut Sofyan, bekas rekan-rekannya dulu di dunia terorisme menginginkan nyawanya karena dianggap murtad dari perjuangan. Selain ancaman dari bekas kolega, Sofyan mengaku menjalani hidup sebagai bekas teroris bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, stigma orang berbahaya itu melekat di masyarakat. "Saya dianggap murtad dari perjuangan, lemah dari perjuangan," kata dia.

"Dan enggak mudah melawan stigma. Saya lawan stigma itu dengan reputasi kita. Kita bisa kembali kepada masyarakat, kita tidak lagi berbahaya," katanya.

Saat masih aktif dalam kegiatan terorisme, ia mengaku diawasi ketat Densus 88. Perasaan diikuti tersebut akhirnya terjawab ketika ditangkap aparat kepolisian tahun 2010 lalu. Saat diperiksa, Sofyan dibeberkan fakta-fakta yang dilakukannya sebelum akhirnya ditangkap. Kata Sofyan, dia dibuntuti sekitar satu tahun.

"Ketika satu tahun kita di-surveilance, kita ditanyakan Densus. Kamu ketemu di Stasiun Jatinegara begini dan begitu. Kamu terima uang sekian, itu siapa orangnya. Itu kata Densus," cerita Sofyan.

Sofyan mengakui pernah ditabrak orang tak dikenal di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ternyata, kata dia, orang yang menabrak dia itu adalah personel Densus 88. "Bahkan mereka sengaja mematikan listrik di rumah saya lalu ketika saya tidak ada di rumah, dia masuk ke rumah saya," kata bekas personel Brimob tersebut.

Karena merasa diawasi, Sofyan mengaku pernah membuat kesal Densus 88 karena bemanuver sebelum menuju tempat tujuan. Kejadian tersebut saat Sofyan sedang mengkoordinir untuk menyatukan faksi-faksi jihad yang di Indonesia. Cerita hidup yang pernah ia lalui dan kini bisa hidup normal kembali.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search