Rabu, 14 Juni 2017

Kisah Sofyan Tsauri Mantan Teroris Alqaeda, Pernah Jadi Pemasok Senjata Utama (1)

Sofyan Tsauri pernah menjalani hari-hari sebagai bagian dari teroris jaringan Alqaida. Bahkan, pria kelahiran 22 April 1976 itu menjadi sosok penting gerakan teroris di Indonesia.

Septian Nur Hadi

PENAMPILAN Sofyan Tsauri sudah jauh berbeda dibandingkan saat dia masuk ke dalam jaringan teroris. Rambut pendek, jenggot tipis menumbuh di dagu, serta postur tubuh yang sedikit gemuk. Terlihat rapih. Jauh berbeda ketika Jawa Pos melihat foto saat dia tertangkap Datasemen Khusus (Densus) 88 pada 2010 lalu. Rambut gondrong serta jenggot tebal menumbuh di dagunya itu.

Sapaan hangat diberikan Sofyan ketika ditemui di kediamannya di Jalan Kesenian, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (5/6) lalu. Sambil menjabat tangan Sofyan mempersilahkan untuk masuk. Dia meminta menunggu di ruang tamu. Sebab Sofyan ingin menunaikan ibadah zuhur terlebih dahulu.

"Saya salat dulu ya Mas. Takut waktunya kelewat," ucapnya. Ibadah tersebut berlangsung selama 15 menit. Kemudian komunikasi pun dilakukan. Tanpa basa-basi Sofyan dengan lancar menceritakan kisah hidupnya saat berada digerakan teroris. Sampai berhasil bebas.

Tahun 2008, dirinya resmi tergabung dalam teroris gerakan Alqaeda Serambi Mekkah. Ketika itu Sofyan berusia 30 tahun dan sudah berkeluarga. Masa itu batinnya terguncang. Dia terenyuh dengan peristiwa Palestina yang dibombardir oleh Israel.

Dia kecewa terhadap pemerintah yang dinilai tidak mempunyai keberanian menegakan syariat Islam dan membela Palestina. Padahal, Bangsa Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbanyak. Sofyan pun mencari jatidiri yang baru.

Dia bergabung dengan kelompok yang dinilai mempunyai pemikiran yang sama. Yakni melakukan aksi jihad global. Dirinya memutuskan untuk berhijrah ke Aceh Besar provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dia pergi seorang diri meninggalkan seluruh harta dan anggota keluarganya.

"Sebelum pergi pamit dulu sama istri. Saya bilang ingin jihad. Mendengar hal itu istri pastinya tidak mengsetujui. Tetapi apa boleh buat. Saya tetap kukuh sama pendirian saat itu. Dan mau tidak mau dengan terpaksa istri akhirnya mengizinkan," ucap pria berusia 41 tahun tersebut.

Berangkatlah dia. Beberapa Tafsir banyak dipelajari di kota berjulukan serambi mekah itu. Tafsir tersebut terkait dengan ajaran yang dilakukan oleh gerakan jihad . Yaitu berjihad menyerang simbol–simbol negara barat. Perbuatan itu wajib dilakukan. Sebab hal itu merupakan sikap positif. "Dan jika tewas di medan tempur, maka kami akan masuk surga," ujarnya.

Pemahaman itu berhasil mencuci otaknya. Dia mempunyai jatidiri baru. Mengencam pemerintahan. Serta melakukan pembelaan terhadap umat islam. Hal tersebut dilakukannya dengan ikhlas. Dirinya tidak peduli dengan resiko yang akan dialaminya. Entah di penjara ataupun tewas dalam pertempuran.

Di dalam gerakan jihad Alqaeda dia mempunyai peran penting. Yakni sebagai pemasok senjata utama, ediologi, donatur, dan pelatih para perekrutan baru. Pemuda polos dengan ilmu agama yang minim menjadi target sasarannya. Dia mencuci otak mereka dengan tafsir Alqaeda.

Penyampaian tafsir tersebut dikemas dengan sebaik mungkin. Berbagai cara. Kegiatan Tausiah. Atau pengajian. Tujuannya untuk menimbulkan jatidiri dan semangat baru. Menjadikan mereka berpikir kalau apa yang dilakukannya itu merupakan hal yang tepat dan benar.

"Setelah itu mereka ditaruh di beberapa posisi. Misalnya jago IT yang ditaruh divisi media. Yang beladiri diletakan di medan tempur," paparnya.

Selain berperan sebagai monitoring, Sofyan bertugas sebagai penyedia persentaan api. Kebanyakan senjata api tersebut didapat di pasar gelap. Ataupun tempat lainya. Diperoleh dengan mudah. Sebab mendapatkannya dengan cara membeli. Yakni pendanaan diberikan dari berbagai pihak.

Meksipun Sofyan mengaku tidak begitu paham terkait dengan alur pendaanaan yang dilakukan pihak lain, kepada gerakannya itu. "Kalau bicara pendanaan panjang. Saya juga kurang paham. Tetapi ada yang dari perampokan, dari donatur dari muhsinin, tetapi yang penting ketika dibutuhkan dana itu harus ada," ucap dia. (yuz/JPG)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search