Senin, 19 Juni 2017

Nantikan, pementasan dramatari kisah cinta Kamandaka di Baturraden

Merdeka.com, Jawa Tengah - Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB), bakal menghadirkan pertunjukan kisah cinta Raden Kamandaka dan Dewi Ciptarasa di Bukit Bintang, Baturraden, 15 Juli mendatang. Pagelaran Dramatari Kolaborasi ini melibatkan sejumlah pelaku seni di Banyumas dan sekitarnya.

Ketua panitia, Sutrisno mengatakan, pementasan tersebut menjadi satu rangkaian acara bertajuk "Lestari Budaya" yang digelar pada 15-16 Juli. Adapun kegiatan yang disiapkan yakni festival kenthongan, parade Kamandaka, aksi pesulap Banyumas, zumba party, jalan sehat dan sejumlah pertunjukan tari kreasi.

"Untuk pagelaran Dramatari Kamandaka didukung oleh beberapa nama beken seperti Ki Dalang Manteb Sudharsono, Ki Dalang Sayoko, Ciblek, Ki Yakut Jedher, Ki Gandhik Jebred, dan puluhan penampil dan beberapa komunitas di Kabupaten Banyumas," kata dia, Senin (19/6).

Selain nama-nama yang sudah populer itu, lanjut Sutrisno, pelaku seni pertunjukan yang bergabung antara lain Sanggar Seni SMK 3 Banyumas, Sanggar Suryakanta, Sanggar Swargaloka serta gabungan pelaku seni tradisional dan modern. Selain itu, sejumlah komunitas media sosial Youtubers Banyumas, pegiat senam Zumba, Indonesia Drum and Percussion Purwokerto.

Dia mengatakan, dramatari kolosal ini menukil Babad Pasir Luhur. Utamanya cerita tentang roman antara Dewi Ciptarasa, Kamandaka dan Prabu Pulebahas. Kisah ini diolah menjadi naskah oleh mantan Duta Wisata Banyumas, Satria Setyanugraha.

"Kami tetap mempertahankan alur ceritanya, yaitu Raden Kamandaka yang berjuang untuk mendapatkan cinta Dewi Ciptarasa harus menyamar menjadi sosok Lutung Kasarung. Perjalanan cintanya tidak mudah, dia juga harus berhadapan dengan raksasa Prabu Pulebahas," tuturnya.

Sutradara dramatari, Muhammad Ridwan menuturkan, sebelum dipentaskan, para panitia dan pemain melakukan ziarah ke sejumlah situs dan peninggalan budaya yang berkaitan dengan sejarah Kamandaka. Di antaranya Desa Tamansari, Karanggude, situs Watu Sinom, Baturragung dan lainnya.

"Untuk latihannya, kami harus menggabungkan musik dan para pemain. Saat ini persiapan baru sekitar 60 persen. Untuk musik masih perlu memasukkan unsur perkusi di dalam paduan gamelan dan alat musik modern," kata dia. (suk)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search