Minggu, 23 Juli 2017

Kisah penemuan fosil Stegomastodon berumur 1,2 juta tahun

Jude Sparks, penemu fosil Stegomastodon di gurun Las Crusces, New Mexico , AS, November 2016.
Jude Sparks, penemu fosil Stegomastodon di gurun Las Crusces, New Mexico , AS, November 2016.
© Peter Houde /New Mexico State University

Sebuah bagian dari fosil purba kembali ditemukan. Kali ini seorang anak laki-laki berusia 9 tahun bernama Jude Sparks tak sengaja menemukan tengkorak Stegomastodon prasejarah yang terbilang sangat langka di gurun Las Cruces New Mexico, AS.

Sebenarnya, penemuan itu terjadi pada November 2016. Namun faktanya baru terungkap bulan ini.

"Saat saya sedang berlari, saya tersandung pada sesuatu yang menonjol dari permukaan tanah," kata Sparks yang saat ini berumur 10 tahun pada Live Science, Kamis (20/7/2017).

"Wajah saya mendarat di sebelah rahang bawah. Saya melihat lebih jauh dan ternyata ada sebongkah gading lagi," lanjutnya.

Saat mengetahui penemuan itu adalah sebuah fosil, keluarga Sparks langsung menghubungi Peter Houde; guru besar dari New Mexico State University. Ia memastikan bawah fosil itu berusia 1,2 juta tahun dan terlindungi dengan baik.

The Stegomastodon adalah makhluk sejenis gajah, tapi bukan mastodon meski tampilannya serupa dan keberadaannya relatif baru. Makhluk itu hidup di Bumi sekitar beberapa juta tahun terakhir dan bahkan mungkin menjadi buruan manusia.

Boleh jadi ini hanya tengkorak lengkap kedua yang ditemukan di New Mexico. Pada 2014, seorang laki-laki juga menemukan tengkorak Stegomastodon berusia 3 juta tahun di Elephant Butte Lake State Park di New Mexico.

Meski Stegomastodon terlihat sangat mirip dengan mastodon, keduanya berada dalam kelompok keluarga yang berbeda. "American mastodon, Mammut americanum adalah mammutid dan dalam kelompok keluarga yang berbeda," kata Profesor Ross MacPhee dari Vertebrate Zoology di American Museum of Natural History di New York City.

Secara fisik, mereka akan terlihat sangat mirip dengan proboscideans primitif. Para ilmuwan menggali fosil rahang dan dua potong gading pada musim gugur yang lalu. Kemudian pada bulan Mei, Sparks bersama tim mahasiswa dan profesor menggali tengkorak itu.

Houde butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapat izin penggalian situs tersebut dan memperoleh bahan kimia yang diperlukan untuk melestarikan tengkorak termaksud.

Rahang itu berbobot sekitar 120 lbs (54 kilogram), sementara keseluruhan tengkorak sekitar satu ton yang sebenarnya itu ukuran yang ringan untuk sebuah tulang sedemikian besar. "Itu artinya hewan tersebut berukuran hampir sama seperti gajah Asia tapi dengan kaki yang agak kokoh," ujar Houde.

Begitu mereka mengeluarkan tengkorak itu dari tanah, tim tersebut melapisinya dengan plester dan memasang kawat. Sebuah alat berat (front end loader) mengangkat tengkorak itu ke sebuah truk untuk dibawa kembali ke universitas.

Tengkorak dan gadingnya akan dipelajari dan direkontruksi yang bisa memakan waktu bertahun-tahun. Kemungkinan, fosil tersebut akan dipajang di museum.

Salah satu teori yang relevan dengan kepunahan Stegomastodon adalah kehadiran mamut. Menurutnya, hewan purba tidak bisa bersaing dengan mamut.

Kedua hewan tersebut sama-sama makan rumput. Namun mereka berkompetisi untuk mendapatkan makanan.

Houde berteori bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan kematian hewan tersebut. "Mereka ada pada kondisi lingkungan yang basah dan dingin," kata Houde. "Kini, Las Cruces adalah padang pasir."

Para peneliti tidak mengetahui berapa banyak fosil yang terkubur di padang pasir. Namun, jika ditemukan di tempat mana pun di AS, wilayah barat daya adalah lokasi yang memungkinkan. Daerah tersebut kering alami dan berbatu yang mendukung ketahanan tulang selama jutaan tahun.

Dalam wawancara dengan media lokal, keluarga Sparks berspekulasi bahwa hujan yang terjadi di Las Cruces sebelum penemuan mungkin menjadi faktor munculnya fosil itu.

Ahli paleontologi di New Mexico, Spencer Lucas, setuju dengan pendapat itu. Ia mengatakan, hujan mengikis lebih banyak sedimen sehingga sebuah penemuan mungkin bisa terjadi.

"Erosi adalah teman terbaik paleontologi," ucapnya kepada National Geographic (19/7).

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search