TEMPO.CO, Toronto -Pendeta Kanada yang ditahan di sebuah penjara Korea Utara selama lebih dari 2,5 tahun, Hyeon Soo Lim menuturkan pengalaman pahitnya selama 2,5 tahun di dalam penjara isolasi. Lim dijatuhi hukuman mati, namun dia menjalani hukuman kerja paksa.
Berbicara di sebuah aula yang penuh sesak di pinggiran kota Toronto, Kanada pada hari Minggu, 13 Agustus 2017, Lim menjelaskan sejak hari pertama hingga hari pembebasannya, dia makan 2.757 jenis makanan yang diracik dirinya sendiri.
Baca: 3,5 Juta Warga Korea Utara Daftar Relawan Perang
Saat musim dingin tiba, Lim terpaksa menggali lubang berukuran 2 meter x 1 meter dalamnya. Butuh waktu dua hari lamanya ia menggali lubang tempatnya berlindung dari rasa dingin yang esktrim. Tubuhnya bersimbah keringat serta jari tangan dan kakinya membeku.
"Ini tantangan yang luar biasa," kata Lim.
Di musim dingin, ia bekerja di dalam penambangan batu bara. Ia memecah batu bara yang beku.Pada musim panas, ia bekerja di luar penjara selama 8 jam. Pekerjaan berat harus dia jalani selama satu tahun. Ia dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama 2 bulan gara-gara beratnya pekerjaan. Setelah itu, seingatnya dia 3 kali masuk rumah sakit.
Baca: Korea Utara Ancam Habisi Amerika dengan 5 Juta Bom Manusia
Kesehatannya menurun drastis dalam dua bulan pertama di kamp kerja paksa, dan berat badannya turun 23 kilogram. Namun kondisinya kemudian berangsur-angsur membaik.
Selama tahun pertamanya di tahanan, Lim tidak diberikan Alkitab. Dia dibolehkan membaca lebih dari 100 buku dan menyaksikan lebih dari 300 film, semuanya tentang Korea Utara. Dia kemudian menerima Alkitab Korea dan Inggris, yang dia baca lima kali, menghafal lebih dari 700 ayat karena dia tidak diizinkan untuk menulisnya.
Itu adalah penampilan publik pertama pastor berusia 62 tahun itu sejak pembebasannya pada hari Rabu, 9 Agustus 2017 di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Washington dan Pyongyang.
Kedua negara terus saling bertukar ancaman kekerasan di tengah perselisihan mengenai program nuklir Korea Utara. Pemerintah Kanada menolak untuk membahas negosiasi yang membuat Lim dibebaskan.
Bagi Lim, Tuhan dan doa banyak orang membuatnya mampu bertahan hingga dibebaskan oleh pemerintah Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un. Menurutnya, pembebasan dirinya juga sebagai isyarat bahwa Korea Utara masih membuka diri untuk melakukan negosiasi damai.
REUTERS| THE STAR | YON DEMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar