![](https://sgimage.detik.net.id/community/media/visual/2017/08/14/4e16c484-327a-46a6-8112-55ce42c32789.jpg?w=650)
Ibu tiga anak ini juga pernah menjalani pengobatan di Kota Bandung. "Terakhir istri saya menjalani biopsi, ada jaringan yang diambil, namun kondisinya malah makin parah," kata Yusuf (52), suami Imas, kepada detikcom di rumahnya, Jalan Pelabuhan II- Gang Masjid, RW 1 RT 7, Kelurahan Warudoyong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Senin (14/8/2017).
"Semua pengobatan sudah kita lakukan ke semua rumah sakit sampai ke Hasan Sadikin (RSHS- Bandung), namun tidak maksimal karena kendala finansial," ucap Yusuf menambahkan.
Yusuf sehari-harinya berdagang sayur kangkung di pasar tradisional. Selagi Yusuf bekerja, istrinya dijaga putra sulung. Selama ini Imas rutin mengajar ngaji kepada anak-anak dan warga setempat.
"Sekarang juga masih (mengajar). Ngajar ngaji di rumah, karena niat istri saya seperti itu untuk sekadar membagikan ilmunya. Alhamdulillah, murid-murid istri sudah ada yang kuliah, bahkan kemarin kita juga dibantu untuk mendapat ruang perawatan di RS oleh mantan murid istri yang bekerja di tempat itu," tuturnya.
Imas berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS), tetapi beberapa pengobatan yang dilakukannya tetap membayar, termasuk saat biopsi kemarin. "Ada yang tetap bayar, ya karena di rumah sakit juga dirasa masih kurang maksimal untuk penanganannya. Akhirnya lebih memilih di rumah dan menjalani pengobatan alternatif," ujar Yusuf.
Pemkot Sukabumi berjanji membantu pengobatan Imas. Menurut Yusuf, Wakil Walikota Sukabumi Ahmad Fahmi sudah waktu menjenguk Imas.
Yusuf berharap ada dermawan yang bisa memberikan bantuan agar istrinya bisa menjalani kemoterapi. "Suka sedih lihat istri seperti ini," kata Yusuf bersuara lirih.
(bbn/bbn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar