Rata-rata dalam setiap harinya satu orang dibunuh di Baltimore, AS, - angka pembunuhan per kapita yang lebih tinggi dibanding Chicago. Kemudian sebuah gerakan yang bermula dari wargabiasa membuat sebuah tekad yang berani - untuk memberlakuan gencatan senjata 72 jam. Apakah berhasil?
Hari 1: Jumat, 4 Agustus
Erricka Bridgeford berdiri di jendela lantai dua rumah susun yang sekarang terabaikan tempat ia bertumbuh besar dan memandang ke arah jalanan di bawahnya, ke titik di mana Mike, seorang bocah di lingkungannya, jatuh lebih dari 30 tahun lalu. Itu adalah kali pertama ia melihat orang ditembak.
"Saya benar-benar mendengarnya meregang nyawa, memohon kepada Tuhan agar ia tidak mati," katanya. "Saya waktu itu berumur 12 tahun."
Sejak media dari seantero Amerika dan dari berbagai penjuru dunia meminta wawancara dengannya, memintanya untuk menjelaskan usahanya yang berani untuk menghentikan pembunuhan selama tiga hari di sebuah kota di mana seseorang dibunuh hampir setiap harinya, Bridgeford mulai membawa mereka ke lingkungan masa kecilnya di Baltimore Timur. Setelah seorang awak televisi lokal berkemas dan pergi, pelatih meditasi berusia 44 tahun tersebut memutuskan untuk menyelinap msuk pintu rusun yang tidak terkunci dan menunjukkan rumah tersebut kepada ketiga anaknya - berusia antara 17 sampai 21 - untuk pertama kalinya.
Orang-orang ini berjalan di dalam kamar-kamar kosong mengenakan kaus bertuliskan #BaltimoreCeasefire (#GencatansenjataBaltimore). Tercium bau pesing di udara, temboknya penuh lubang dan tanda bekas perkakas rumah tangga yang hilang. Di lantai atas, kondom bekas terletak di lantai tempat orang tua Bridgeford dulu.
"Ini adalah rumah yang membuat saya jadi seperti ini," katanya kepada anak-anaknya. "Saya sedih sekarang terlihat seperti ini. Ini terlihat seperti ditinggalkan oleh cahayanya."
Rusun kosong ini adalah cerminan dari beberapa penyebab yang mendasari kekerasan di Baltimore. Dari jendela lantai dua itu, Bridgeford melihat saat narkoba masuk ke lingkungannya di tahun 1980an, dan para keluarga terusir pindah.
Teman-temannya jatuh dalam putus sekolah dan menjual narkoba. Rumput berubah menjadi tanah. Bersama dengan kemiskinan dan narkoba, datang senapan - Mike adalah orang pertama dari hampir 20 orang yang Bridgeford kenali yang meninggal karena kekerasan.
Tapi di pagi yang khusus ini, Bridgeford sedang bersemangat - ini Jumat, 4 Agustus, hari pertama dari "Gencatan senjata Baltimore." Walaupun gerakan ini tidak berafiliasi dengan Departemen Kepolisian Kota Baltimore atau lembaga pemerintah apa pun, seorang polisi terpercaya telah berjanji kepadanya untuk mengabari lewat SMS jika ada yang terbunuh selama tiga hari tersebut. Sebelas jam memasuki hari itu, kedamaian masih bertahan.
"Udaranya terasa berbeda," kata Bridgeford. "Bahkan para skeptis mengatakan, 'semoga langkah ini berhasil.'"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar