Senin, 11 September 2017

Calon Peneliti Teknologi Berbagi Kisah Kuliah di Beijing

Jakarta - Banyak anak Indonesia mencari ilmu di luar negeri, baik untuk program sarjana (S1), magister (S2), maupun doktoral (S3). Tak hanya mendapat ilmu, mereka juga bisa mendapat suasana belajar yang mendukung di negara tersebut.

Pengalaman itu dirasakan oleh Melvin Harsono (22). Mahasiswa asal Pontianak ini mendapat beasiswa S2 di Beijing Jiaotong University.

Saat ini Melvin tinggal di Beijing Jiaotong University Dormitory. Ia mengaku dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

"Di sini banyak mahasiswa internasional, karena saya dulu dari President University, maka saya tidak kesulitan dalam hal komunikasi. Saya juga menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi dengan masayarakat lokal di sana," ungkap Melvin, Senin (11/9/2017).

Melvin mengatakan keputusannya melanjutkan kuliah S2 di negeri tirai bambu ini karena China sekarang merupakan salah satu negara yang terkemuka dalam hal teknologi. Melvin mencontohkan, di Beijing mereka mulai mengaplikasikan sistem less cash (non tunai) dan menggunakan WeChat pay dan Alipay untuk transaksi pembayaran di toko-toko hingga jajanan kaki lima.

Sehingga di sini Melvin bisa lebih memperdalam ilmu yang berkaitan dengan teknologi komputer.

"Saya bercita-cita menjadi seorang peneliti, dan mimpi besar saya menjadi penemu teknologi. Saya juga ingin mendirikan perusahaan yang menggabungkan BCI dan Virtual Reality (VR) untuk masa depan manusia yang lebih baik," ujar Melvin yang ingin menjadi seorang konseptor dan menciptakan konseptor-konseptor lain lagi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan teknologi komputer.

Menurut Melvin sejauh ini perkembangan teknologi di Indonesia masih standar dan kurang memiliki fasilitas yang memadai, serta mengandalkan impor fasilitas dari negara lain. Solusinya agar teknologi Indonesia tidak tertinggal adalah menyiapkan sumber daya manusianya.

Selain itu, menurut Melvin, tidak hanya berharap kepada pemerintah saja, tapi harus memiliki lebih banyak konseptor untuk mempersiapkan penggunaan SDM di bidang teknologi komputer dalam jumlah yang lebih banyak. Tidak hanya itu, para pelaku usaha bidang teknologi komputer harus berkontribusi dalam Research and Development (R&D) agar teknologi komputer bisa berkembang dan tidak hanya tergantung aplikasi dari negara luar.

Melvin sudah sejak lama tertarik dengan electronic, programming, pelajaran matematika dan fisika. Untuk itu, Melvin memutuskan mengambil kuliah S1 Jurusan Teknik Elektro di President University. President University menurutnya merupakan universitas yang full English, dan dosen-dosennya rata-rata lulusan luar negeri.

Anak pertama dari dua bersaudara ini juga merasa beruntung kuliah di President University, karena memiliki kesempatan untuk magang.

"Saya pernah magang di PT. Denso Indonesia, sebelum masuk saya diberikan test dan berhasil mendapat nilai A. Di sini saya dapat mengenal langsung dunia industri. Bahkan pernah memberikan masukan kepada PT Denso agar produktivitas salah satu produknya lebih baik. Meskipun saya dari basic teknik elektro, saya jadi belajar teknik industri ketika saya magang, sehingga nantinya siap masuk dunia kerja," ujar pria yang punya motto hidup 'selalu belajar dari pengalaman' ini.

Saat menyandang status mahasiswa, Melvin aktif di beberapa organisasi dan juga pernah ikut kompetisi. Salah satunya aktif di Robotic Club President University Major Association of Electrical Engineering (PUMA EE), sebagai sekretaris selama 2 periode (2014-2015 & 2015-2016), mengurusi segala yang berhubungan dengan proposal kegiatan, laporan kegiatan, dan dokumentasi surat-menyurat.

"Saya memang memiliki passion dalam mengorganisir data. Saya juga aktif di KMB (Keluarga Mahasiswa Budha) Ashokavardana, meskipun tidak memiliki jabatan tetapi saya sering ikut membantu dalam event-eventnya," ungkap Finalis Electromedic Competition di UMY ini.

Melvin mengatakan dosen pembimbingnya di President University Dr. Ing Erwin Sitompul merekomendasikan Beijing Jiaotong University sebagai universitas tujuan. Melvin berhasil mendapatkan full scholarship untuk kuliah di China dari CGS (Chinese Government Scholarship)," tuturnya.

"Saya ingin belajar lebih lanjut mengenai thesis saya yang berjudul Brain Computer Interface (BCI) for Land Mobile Robot Control Using Attention and Eye Blink Detection of FP1 Brodmann Atlas," ujar sarjana ber-IPK 3.89 ini.

(ega/nwy)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search