Rabu, 06 September 2017

Kisah Boneka Pembawa Petaka di Film Petak Umpet Minako

Kisah Boneka Pembawa Petaka di Film Petak Umpet Minako

Salah satu adegan film Petak Umpet Minako (Istimewa)

Jakarta - Satu, dua, tiga! Minako, sekarang kamu yang jaga? Kembali hadir film bergenre horror karya anak bangsa bertajuk, Petak Umpet Minako. Menggunakan medium boneka, film garapan Billy Christian ini menampilkan hal-hal yang berbeda dengan film horor boneka lainnya.

Film ini merupakan hasil adapasi dari novel laris dengan judul yang sama karya @manhalfgod yang sudah tiga kali cetak ulang, dan tengah menjadi topik pembicaraan banyak orang di media sosial. Permainan petak umpetnya adalah didasari urban legend asli Jepang, sering disebut Hitori Kakurenbo atau Hide and Seek Alone.

Film yang diproduksi oleh Nimpuna Sinema ini dikisahkan malam hari, di mana sekumpulan anak muda yang tengah melangsungkan reuni SMA. Saat reuni berlangsung, salah satu anak yang dahulu dianggap lugu bernama Vindha (Regina Rengganis) mengusulkan main petak umpet dengan sebuah boneka Itchimatsu dari Jepang bernama Minako di gedung sekolah lamanya.

Tak berpikir panjang, mereka memainkan petak umpet dengan arwah tersebut. Awalnya mereka mengira Hitori Kakurenbo hanyalah permainan petak umpet biasa. Namun, suasana tiba-tiba mencengkam, ketika boneka Minako yang sedang jaga dalam permainan melayang dan mulai mencari mangsa.

Suasana reuni pun berubah mencekam dan memberikan pengalaman mengerikan penuh teror akibat permainan petak umpet tersebut. Tak hanya mengancam nyawa, tapi juga menguji persahabatan mereka.

Tanpa intro terlalu panjang, sejak menit pertama film ini dimulai, hawa ketegangan sedikit demi sedikit mulai menyelimuti penonton. Film ini disajikan dengan alur maju mundur, meski demikian film ini tidak terlalu membingungkan, alias mudah dicerna. Ini menjadi perhatian khusus, bahwa penonton diharapkan dapat menebak-nebak mengapa teror Minako ini bisa terjadi.

Selain itu, ada beberapa hal yang terlihat sangat unik di film ini. Untuk yang pertama dan yang paling terlihat adalah tidak hanya hantu dari boneka Minako yang menakutkan, namun film ini juga akan menghadirkan hal-hal mengejutkan lainnya. Seperti, sosok-sosok mayat hidup atau zombie yang buas dan siap menyantap temannya sendiri, ternyata lebih terlihat menyeramkan daripada hantu utamanya.

Kemudian sentuhan busana yang terlihat eye catching untuk para pemain, dibandingkan film horror lainnya. Ya, mungkin karena dari awal film ini didasari oleh pertemuan reuni. Namun terasa kurang pas, ketika para wanita berlari menggunakan sepatu hak tinggi, dan laki-laki menggunakan jas serta pakaian yang tetap rapi, dari awal hingga teror Minako datang.

Dan yang terakhir, mungkin ini adalah ending twist yang cukup mengagetkan. Semua asal usul mengapa permaian ini sampai terjadi dan alasan tak terduga lainnya, akan dibeberkan di akhir film.

Secara keseluruhan, film ini dapat menularkan banyak nilai positif kepada penonton, dan tentu sudah layak ditonton oleh remaja sampai dewasa. Untuk anak dibawah umur tidak begitu disarankan, kecuali dengan bimbingan orang tua.


Sumber: Suara Pembaruan

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search